Sabtu, 11 Januari 2014

Cinta sang bidadari buat Alfi - 8

“Arggggghhh sayy!” Jerit Didiet sambil mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi seiring ujung penisnya memuncratkan sperma. Sandra berupaya memberikan hisapan terbaiknya. Tak melepaskannya hingga penis Didiet memuntahkan tetes sperma terakhirnya.

“Nikmat?” Tanya Sandra genit sambil menjilat beberapa tetes sperma suaminya yang belepotan di sekitar bibirnya.

“Hss..hss Yaa terima kasih, Say” jawab Didiet dengan napas masih terengah-engah.

“E.ee kamu mau ngapain lagii, sich?” Tanya Sandra melihat Didiet beringsut hendak menindihnya.

“Aku kangen banget padamu ” jawab Didiet berusaha masuk ke posisi misionari.

“Tidak bisa!. Aku masih kuatir akan ada efeknya terhadap kandunganku” ujar Sandra engan cepat merapatkan ke dua kakinya sehingga upaya Didiet terhalang.

“Tapi kenapa anak itu engkau beri sedangkan aku tidak boleh? Padahal ukuranku kan sama dengan anak itu” protes Didiet meminta keadilan pada istrinya..

“Tetap saja beda. Titit Paijo enak dan punyamu biasa saja”

“Lho? Lantas apa hubungannya dengan resiko keguguran?”

“Paling tidak rasa enaknya harus seimbang dengan resikonya. ” jawab Sandra seenaknya.

“Ah! Engkau hanya mengada-ada. Say! Pleaseee. Satu kali saja , say” rayu Didiet

“Tidak bisa!”

“Jadii benar-benar tidak bisa?”

“Tidak!”

“Yah! Baiklah aku menyerah deh! Sepertinya aku hanya akan bisa menikmati jemari tanganku sendiri sambil menonton kalian” gerutu Didiet lesu.

Soal keputusan yang satu ini Sandra tak bisa lagi di ajak tawar menawar. Ia tak bakalan bisa merasakan vagina istrinya hingga beberapa bulan ke depan. Tak mengapalah. pikir Didiet. Sebab toh ia masih punya istri yang lain yaitu Nadine.

“Setidaknya engkau bisa menikmati hal itu kan?”

“Kalau begitu aku bisa melihat kalian melakukannya sekali lagi, kan?” rayu Didiet untung-untungan.

“Tentu saja, tapi besok. Soalnya sekarang aku sudah cepek banget.” jawab Sandra menolak permintaan Didiet sekaligus mengodanya. Ia tahu suaminya itu masih bergairah sekali. Lalu ia menarik selimut dan tertidur dengan senyum kepuasan tersungging.

“Duhh lagi-lagi siaal”



Pagi harinya

Sandra menelpon ke rumah. Dan Nadine yang mengangkat. “Hi..Nad. Bagaimana ke adaan rumah?”

“Hi hi beres kok Sand, ada apa sih?”

“Aku cuma mau mengingatkan Alfi jika aku pulang besok. Aku ingin dia menjemputku”

“Ok nanti sepulang sekolah, akan kukatakan padanya. Oya, Sand.. kau tahu Alfi berperilaku aneh sejak kemarin”

“Aneh bagaimana, Nad? Apa mungkin ia tahu kamu selingkuh!?” Tanya Sandra kuatir.

“Hi hi hi kamu kok cemas gitu? calm sedikit donk. Yang ingin kusampaikan ini adalah berita baik kok”

“Soalnya akhir-akhir ini aku selalu saja mendapat kabar-kabar yang membuatku risau. Oya ada apa memangnya dengan Alfi”

“Hi hi begini ceritanya…Aku tiba bersama Alfina siang kemarin. Mulanya aku heran ia masih di rumah padahal seperti engkau ketahui biasanya bila engkau tak ada ia selalu pergi ke rumah Niken. Ia mengambil alih Alfina dariku lalu mengajaknya bercengkrama bersama bik Iyah di ruang keluarga. Aku baru terkejut ketika aku memasuki kamar tidurku, kudapati hamparan bunga mawar putih dan merah di atas tempat tidur. Harum alami bunga-bunga tersebut bercampur dengan asap aromaterapi merebak kesetiap penjuru kamar. Alfi menyusulku ke dalam kamar dengan minyak zaitun di tangannya. Rupanya ia berniat memberiku pijatan. Meski diliputi keheranan akan perlakuannya yang tak biasa itu, aku menurut saja. Aku melepas seluruh pakaianku. Lalu tidur tengkurap di atas ranjang”

“Biar kutebak… engkau pasti terangsang lantas setelah itu kalian bercinta dengan hot-nya,kan?” Sela Sandra.

“Hi hi Dugaanmu meleset, Sand. Tidak ada seks sama sekali siang itu. Sepertinya Alfi tak berniat merangsangku dengan pijatannya. ia hanya ingin aku merasakan kenyaman. Tak kusangka pijatannya seperti layaknya pijatan seorang pemijat professional.. Aku sampai merem melek karena di susupi rasa nyaman dan kantuk. Alfi terus menyelusuri tiap inci tubuhku dengan jemarinya hingga aku tertidur lelap di tengah pijatannya itu.”

“Mungkin sekitar satu sampai dua jam aku tertidur akibat pijatan dari Alfi tadi. Dan ketika aku terjaga dari lelapku hari telah menjelang sore. Lalu aku memutuskan untuk mandi agar tubuhnu kembali segar. Kemudian aku menuju ke kamar mandi. Di sana aku kembali dikejutkan saat melihat jacuzi-ku sudah dalam keadaan sudah terisi penuh cairan rempah dan di kelilingi oleh belasan lilin beraneka warna yang sudah dalam keadaan menyala. Aku juga menemukan sebuah kartu ucapan dalam keadaan terbuka di atas tumpukan handuk yang di dalamnya tertulis;

‘Kakak sayang,

Tak usah tanya-tanya kenapa Alfi lakukan ini. Kakak hanya perlu tahu bahwa

kakak memang layak mendapatkannya. Setelah ini dandan yang cantik ya, Alfi

menunggu buat makan malam..



Alfi’

“Aku masih diliputi keheranan mengapa anak itu melakukan ini semua sebab seingatku hari ini bukanlah hari ulang tahunku. Tapi sepertinya Alfi sedang berniat memanjakanku hari itu. Dan karena ia sudah mempersiapkan itu semua maka aku langsung memanfaatkan kesempatan itu. Setelah kupikir aku memang sangat membutuh waktu buat memanjakan diri. Melepas sejenak dari tugas rutinku sebagai wanita karier dan ibu rumah tangga.”

“Hi hi hi tak kusangka ia romantis seperti itu, Nad.”Sela Sandra

“Aku juga demikian. Ternyata anak itu benar-benar mengerti akan diriku. Kuperhatikan secara seksama semua yang ia persiapkan buatku memang cocok dengan kulitku.”

“Puas merendam diri aku kembali ke kamar dan berdadan layaknya akan pergi ke sebuah pesta sesuai dengan permintaannya. Kupilih baju terusan mini dengan dada sedikit terbuka berwarna hitam. Kutahu ia paling senang melihatku mengenakan baju itu.”

“Kejutan lain berlanjut sore harinya. Kupikir tadinya ia akan mentraktirku makan ke restoran. Ternyata ia sudah menungguku di meja makan kita yang sudah tertata rapi lengkap dengan dinner set mewah milikmu diatasnya di antara beberapa lilin yang menyala. Aku tak tahu kapan ia mempersiapkan itu semua. Aku benar-benar merasa tersanjung terus menerus menerima kejutan-kejutan darinya itu.”

“Alfi menyambutku. Ia sudah berdandan rapi menggunakan pakaian terbaiknya. Lalu ia menarikan kursi buatku duduk. Sedangkan ia sendiri mengambil duduk bersebrangan meja denganku. Kejadian selanjutnya membuatku nyaris tertawa ketika melihat bik Iyah berdandan ala pelayan bangsawan eropa muncul membawa Appetizer. Kami mulai dengan hidangan pembuka yang berupa soup dan shrim coktail. Bik Iyah terus melayani kami berdua dengan sigap. Setelah hidangan pembuaka selesai ia mengambil setiap piring bekas lalu menggantinya dengan T-Bone Steak sebagai ‘main course’. Alfi memang tahu betul selera kita, Sand. Selain dagingnya yang empuk saus garlic-nya benar-benar lezattt! ..Terakhir hidangan malam itu ditutup dengan sepotong tiramisu dan ice cream. Aku menduga mereka pasti telah berlatih keras buat melakukan ini semua. Satu persatu hidangan tersaji dengan begitu sempurna. Ketika kutanyakan pada Alfi bagaimana ia melakukan itu semua. Ia hanya menjawab kakak nikmati saja semua. Aduuh Sanddd…aaaku benar-benar terlena dalam buayan romantisme-nya itu!”

“Wah wah Aku jadi kepingin cepat pulang agar bisa dia mesrai sepertimu.” Sela Sandra ikut terbawa suasana romantisme mendengar penuturan sahabatnya itu. “Lantas apa yang terjadi selanjutnya, Nad?”

“Ya memang itu belum selesai. Setelah usai makan malam kami pindah ke ruang tengah. Alfi menawarkan padaku beberapa pilihan film yang dibelinya. Sementara Bik Iyah menidurkan Alfina di baby room, kami bebas berduaan nonton hingga pukul sepuluh malam. Lalu kami pindah ke kamar tidur. ia kembali memberiku pijatan. Tetapi tidak seperti siang tadi. Kali ini Ia melakukannya dengan tubuh bugil. Dan titik-titik pijatannya selalu ia arahkan ke sekitar bagian intimku. Semakin lama pijatannya semakin ‘Hot’ dan lebih pantas di sebut sebagai upaya merangsang itu membuatku benar-benar kebelet kepingin segera ia intimi. Lalu kami melakukannya. Alfi memintaku berdiri di atas ke dua lututku sambil berpegangan pada kepala ranjang. Sedangkan ia sendiri juga berdiri di atas kedua lututnya dan mengambil posisi di belakangku. Aku langsung orgasme begitu ia utuh memasukiku.”

“Glkk..Nadd..aku jadi basah mendengarnya..terusss..teruss..” Tanya Sandra tak sabar mendengar kelanjutan kisah Nadine.

“Dan semua itu belum berakhir, Sand. Puncaknya aku mendapat kejutan besar setelah kami bercinta selama kurang lebih satu jam-an. Alfi melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan selama bercinta dengan kita bertiga, Sand.”

“Apa itu, Nadd?” Tanya Sandra semakin penasaran.

“Ia memasukiku dari belakang tetapi bukan melewati jalan biasa”

“ANAL maksudmu Nad?!”pekik Sandra tertahan

“He em”

“Oww Nad! Sakitkahh?!”

“Lumayann tapi sensasinya luar biasa. Aku tetap orgasme kuat dalam kesakitanku.”

“Pagi ini, ketika aku terbangun aku menemukan di sebelahku sarapan buatku sudah terhidang di atas sebuah meja kecil. Di atasnya ada semangkuk bubur ayam lengkap dengan emping kesukaanku plus satu poci teh hangat. Kuduga ia sudah berangkat ke sekolah. Sempat-sempatnya ia mempersiapkan itu semuanya saat aku masih terlelap. Dan kulihat ada sebuah kartu ucapan terselip di antara gelas dan poci. Sebuah kartu ucapan yang lain. Isi tertulisnya begini;

‘Kakak yang cantik,

Apakah kebahagiaan semalam mampu menghapus kesalahan yang pernah Alfi

lakukan pada kakak selama ini?

Apabila tidak,

Alfi rela bila kakak mencari pengganti bagi diri Alfi,

Alfi siap terluka melihat kakak besama yang lain.

Bersambung . . . . .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar