Sabtu, 11 Januari 2014

Birahi ibu berjilbab diatas kapal - 4

Sroorkkk.. cororkk setelah setengah jam.. saat-saat aku mo keluar… langsung kuminta Lia untuk berbalik dan kutusukan kontolku lewat belakang (gaya doggy).

“Ooougghhhh enak sekali memekmu Lia.” sahutku.

Blesss blesss..

“Mass enakk..”

Kupompa kontolku secara cepat dan akhirnya..

“Lia kita keluarin sama-sama yah”

“Iiiiiiyyya mass ohhhuuu sssss..hhhh massss aaaaaaaaaahhhh..”

Kuteriak agak keras dan akhirnya air pejuku muntah juga kedalam memeknya.

“Ooh mas enak sekali Lia lemas neh” sahutnya.

Setelah beberapa menit… Lia mohon pamit kembali ke kamarnya karena sudah tinggalin anaknya 3 jam tuh.. akhirnya aku juga tidur.

Keesokan harinya kita berdua terlambat bangun pagi.. dan aku pikir lebih baik bersiap-siap aja untuk beberapa jam akan sandar di pelabuhan Tanjung Priok saat aku lagi berbenah-benah. Kudengar ketokan di pintu dan suaranya Lia terdengar dari luar sana,

“Mas.. udah siap-siap yah..?” tanyanya.

“Iya neh..” sambil kulirik dia membawa anaknya.

“Ayo masuk dulu..” jawabku.

“Lia udah siapin barang-barangnya yah?” tanyaku.

“Ya udahlah mas, maka itu kita kesini mo memastikan, siapa tau mas masih belum bangun gara-gara semalam” bisiknya di telingaku.

“Hhhmmm Lia kamu itu makin menggemaskan aja” sambil kucolek pantatnya.

“Wow kelihatannya dia nggak pake celana dalam neh.” ucapku dalam hati aku jadi pengen buktiin neh tapi bagaimana yach? Soalnya dia bersama anaknya neh dan sebentar lagi kira-kira 2 jam-an udah mo nyampe di pelabuhan neh waaahhh. Aku jadi tambah panas dingin neh kulihat lia menghempaskan pantatnya di tempat tidurku anaknya juga disebelahnya.

“Lia kamu kok tambah cantik yah, memakai jilbab dan terusan (longdress) itu” ujarku.

“Aahh mas ini pasti kalo ngebilang itu ada maunya yach” selidiknya sambil senyum.

“Tau aja” sahutku.

Sambil kubereskan pakaianku dan kumasukin ke dalam tas, kulihat anaknya udah mulai rewel neh ndak tau kenapa yah. Kali aja udah mulai ngantuk atau udah tau yah mamanya mo pikiran ngeres mama.

“Ari kembali ke kamar dulu yach” tanya anaknya.

“Mo ngapain Ri?” tanya mamanya.

“Mo bobo bentaran aja ngantuk neh”

“Oohh ya udah kalo gitu, ntar lagi mama nyusul khan tinggal sejam lagi kita nyampe Ari bobo dulu yah ntar mama bangunin” sahut mamanya.

Langsung serta merta Ari pamit ke kamarnya dan kututup pintu kamarku. Tanpa menunggu lama lagi kuangkat longdressnya.

“Ooohhhh.. mass mo ngapain?” pekik Lia.

Hhhmmmmppp betul yang kuduga Lia tidak pake celana dalam pasti udah mo ngerasain kontolku lagi yah langsung kujilati saja memeknya.

Ssluuurppr… sluurprp…

“Ooughhs hmmmmss.. masss achhh mass”

Setelah sekian menit langsung kuangkat kakinya satu di atas tempat tidur dan kutusukan kontolku ke memeknya.

Blessssss… srelllpp… slleeeeeppp… bleessss…

“Oooouughhh massssss… nikkmmaattt… ssssscloopp… clop..”

Karena waktu yang terbatas aku semakin cepat memompa memeknya.

Ccroooppp.. cloppp.. bunyi paha kita beradu.

Ssluruuru blessslsss.. sssshh..

“Masss aku sungguh tidak bisass melupakanmu”

“Oooohhh.. Liiaaa mmemekmu sungguh legiiit”

Sslreeepp.. sloopp..

“Cepatan mas”

Langsung kupompa lebih cepat lagi dan akhirnya

“Ooooooohhhh aaaaaaaahhhh Lia siaapp aku mo keluar uuggghhh…”

Ccroooot… croottt.. croooot pejuku keluar langsung mengisi rahimnya lagi.

“Oooohhh mas sungguh nikmat kontol dan air manimu itu” sahut Lia.

Langsung tak lama pengumuman dari ABK bahwa setengah jam lagi kapal akan bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok serta merta kita berdua bergegas merapikan kembali pakaian dan Lia kembali ke kamarnya dan aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lagi. Sebelum aku mandi kubilang sama dia.

“Ppake celana dalammu yah, soalnya nanti bisa diliat orang dan takutnya nanti aku minta lagi neh” ujarku dibalasnya Lia dengan memegang kontolku.

“Hhmmmmm kontol yang nikmat” ujarnya.

Kapal sudah berlabuh di pelabuhan dan kita berdua sudah tiba di dermaga dan saatnya kita berpisah. Masing-masing dari kita memberikan alamat rumah dan berharap di lain waktu kita bisa bertemu lagi lambaian tanganku menyertai kepergian Lia dan anaknya ke kampungnya. Oh Lia engkau memang birahi yang tak pernah padam walaupun tubuhmu tertutup jilbab dan gaun panjang namun kamu tidak bisa mempungkiri hatimu.

Tamat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar