Sabtu, 11 Januari 2014

Birahi ibu berjilbab diatas kapal - 2

Kubuka celana panjang dan sekalian celana dalamku.

“Uupps besar sekali mas punyamu” sahutnya.

“Silahkan lia apa yang kamu inginkan” ujarku.

Lia langsung menyodorkan mulutnya dan menghisap kontolku dengan mahirnya.

“Uugghhhhff Lia kamu pintar juga yach sama suamimu juga sering beginian yach?”

“Mmmrmmmrpp.. nggak masss jarang kok”

Setelah sekian menit aku langsung memberhentikan isapannya pada kontolku dan langsung menaikkan dasternya tanpa melepas jilbabnya dan Lia membuka kedua pahanya menanti kontolku memasuki dirinya.

“Ayok mas.. cepatan”

“Oohhggghh”

Ppelan-pelan kutempelkan kontolku di permukaan memeknya.

“Ooufghhhh”

Baru aja kepala kontolku masuk udah terasa nikmat.

“Dooorong mas enaeekkk mass oughhhh”

Kudorong pelan-pelan masuk dan

Bleeeeeeeeeesss..

“Uughhf”

Aakhirnya masuk semua kontolku kedalam memeknya. Kudiami beberapa saat dan mulailah kupompa kontolku di dalam memeknya.

Srooopp.. croopppp slerrrrpp…

“Oohhh enak sekali memekmu Lia..”

“Iiiyyyyaa kontolmu juga enak mass… oohhh terusin mass.”

Aku sengaja tidak membuka jilbab dan dasternya takut kalo anaknya tiba-tiba bangun.

“Teruuusss mass yang cepatt ooohhh sruuuppp sreettt croooppp..celllelel ppp..belle”

Aku pompa terus memeknya sampai kira-kira setengah jam kulihat Lia sudah mulai tanda-tanda mau keluar.

“Oohhh mass cepatannnn.. Lia udah mo keluar…”

“Sabarr yah.. mas juga udah mau keluar yah uggghh Lia.. kita sama-sama keluarin yah ooohhh sllluuppp oohhh achhhh..”

Aakhirnya Lia telah keluar dan semenit kemudian menyusul aku menyemprotkan air maniku ke memeknya.

Crootttt.. crroooot… corootttttt….

“Uuuffhhhh.. mas banyak sekali air manimu neh”

Setelah kita tenang langsung Lia ke kamar mandi membersihkan air maniku yang mulai meleleh di pahanya aku menunggu dia keluar dari kamar mandi dan aku bilang minta maaf yah bahwa aku kebawa nafsu sih dia bilang nggak apa-apa kok sama dengan dia juga aku mohon izin untuk kembali ke kamarku dulu dikarenakan jam sudah menunjukan pukul 10 malam.

Besok pagi disaat waktu makan pagi, aku mengetok kamarnya.

“Lia kita sarapan pagi yook” ujarku pelan.

Tak lama pintu terbuka dan Lia telah siap dengan pakaian longdres panjang dan berjilbab. Uuugghhh cantiknya dia dan menyilahkan kumasuk.

“Anakku belum bangun neh” jawabnya.

“Jadi gimana dong..”

“Kita tunggu bentaran aja yach” tanyanya.

Akhirnya kita ngobrol-ngobrol.

“Eehh.. udah sekitar setengah jam.. anaknya belum bangun juga neh.”

Tau-tau kita malahan saling pegang-pegangan tangan.

“Lia kamu cantik sekali” ujarku.

“Aach mas ini.. Lia biasa-biasa aja kok” ucapnya.

Malu-malu langsung kususup lidahku ke mulutnya.

“Mhmmmmpppff jangan ach mas ntar anakku bangun lho” sahutnya.

“Sebenntarr aja yach Lia” ucapku memelas.

“Hhmmmm gimana yach” jawab Lia.

Ttanpa menunggu jawabannya langsung kuciumi bibirnya yang merah dan basah itu.

“Ssluruurupp hmmpfghh oohhh.. masshh..”

Llangsung kumainkan lidahku di dalam mulutnya.

“Cuupppss smshhsh oohh..”

Tanpa membuka jilbabnya langsung kunaikkan longdressnya. Kuturunin celana dalamnya.

“Ooohhh udah basah juga neh memeknya”.

“Sssss.. ssss mas… oohhh..”

Cepat-cepat kubalikin dia aku pengen gaya nungging.

“Oohhh mas…”

Kuangkat kakinya satu dan mulai kutusukkan kontolku.

“Sssss oougghhh.. blessss sssssllreepp mmrrpp oohhh mas nikmat sekaliii…”

“Liiaa memekmu juga enaakakk.”

“Ooougghhhaaa ooohhh yang cepat mas..”

Bersambung . . .  .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar