Kamis, 30 Januari 2014

Abang ipar - 2

"..Ohh..Renita sudah lama aku tidak bergaul dengan wanita seandainya kau bersedia, ingin rasanya aku menyetubuhimu akan kumasukan punyaku ini kevaginamu akan kuberikan kepuasan yang kau dambakan.." Renita terhenyak darahnya terasa mendidih..

mengapa kakak iparnya tahu bahwa ia mendambakan kehangatan seorang laki laki, napsu birahinya semakin menjadi jadi. Vaginanya berdenyut denyut jarinya semakin dalam merogoh lobang kenikmatannya membayangkan ucapan kakak iparnya tersebut.

Tiba tiba Robert berbalik lagi kali ini ia mencelentangkan tubuhnya sambil menceloteh memanggil nama |Renita dengan gerakan seperti tidak disengaja ia mengusap usap batang kemaluannya lalu dengan perlahan Robert mencopot cd nya hingga batang kemaluannya mengacung dengan tegar.

Renita membelalakkan matanya jantungnya terasa berhenti darahnya berdesir berputar cepat sekali. Tadi malam ia merasakan batang kemaluan suaminya tidak setegar dan sebesar apa yang dilihat sekarang. "..Ohh Renita lihat batang penisku sudah siap untuk memuasi birahimu, oh seandainya kau diatasku akan kugesek gesekan penisku kevaginamu yang sudah merekah basah itu..

" kembali Robert menyeloteh memancing reaksi Renita, benar saja Renita seperti tersihir tanpa melepaskan pandangannya ke batang kemaluan kakak iparnya ia copot cdnya bahkan sekaligus melepaskan dasternya sehingga Renitapun telanjang tanpa sehelai kain.

Dengan tubuh bugil putih mulus sungguh sangat sexy Renita menaiki tempat tidur sambil mengangkat pantatnya yang sexy buah dadanya yang membusung ikut bergoyang.

lalu dengan perlahan ia membuka kedua pahanya sehingga kelihatan vaginanya yang juga membusung, bibirnya terbelah merekah kemerah-merahan diantara bulu bulu kemaluannya yang halus dan sudah kelihatan basah berair.

Clitorisnya berwarna merah muda sebesar biji kacang terlihat mencuat keatas diujung bibir vaginanya.

Renita mulai mengambil posisi berjongkok tepat diantara batang kemaluan Robert yang sudah berdiri tegang.

Pikiran Renita sudah begitu kacau napsu birahinya tidak dapat dikuasainya lagi, kata kata kakak iparnya merupakan ajakan yang sangat menggoda kebutuhan sexnya.

Renita melihat tubuh kakak iparnya yang sangat perkasa kepala penisnya sudah begitu dekat dengan vaginanya tapi entah mengapa Renita menunggu celotehan kakak iparnya lagi seolah olah menunggu komando untuk pembenaran tindakannya.

"..Ohh..Renita masukin penisku ke vaginamu sayang.." Robert

memincingkan sebelah matanya tak percaya apa yang dilihatnya, tubuh adik iparnya yang begitu sempurna tanpa sehelai benangpun lalu ia meneruskan celotehannya

"..Ohh akhirnya kau datang dalam mimpiku Ren..pahamu sungguh mulus.." Robert menaruh kedua tangannya di paha Renita sambil mengelusnya. Renita bergetar hebat sentuhan tangan kakak iparnya menyadarkan seluruh hayalannya.

Akhirnya Renita sadar bahwa ia betul betul membutuhkan kehangatan seorang pria dan pria itu berada tepat dihadapannya lalu tanpa sungkan lagi ia membangunkan kakak iparnya "..Mas Robert.. mas ini Renita bangun mas.."

Lalu Robert membuka matanya dengan mimik pura pura terkejut "..Ren saya pikir saya sedang mimpi.." Renitapun tersenyum nakal "..Mas Robert naksir Renita ya..Renita denger semua yang mas ocehkan tadi lalu Renita turuti apa yang mas perintahkan.."

Robert membalas senyumannya ".. Tapi belum masuk tuh penisku.." Renita yang sudah begitu menggebu gebu akhirnya kembali konsentrasi melanjutkan aksinya.

Tetapi Renita tidak langsung memasukkan batang kemaluan kakak iparnya itu kedalam lobang vaginanya yang sudah merekah pasrah untuk menyambut batang penis yang besar itu.

melainkan terlebih dahulu menggesek-gesekkan kepala kemaluannya itu diantara belahan vaginanya sehingga kepala yang besar itu basah dan mengkilap oleh cairan lendir yang keluar dari celah-celah vagina wanita itu.

Renita terbuai dengan mata yang terpejam sambil mendesah-desah menahan gejolak nafsu birahi yang terus membara.
"...sssssssshhhhh...maaaassss...ooooooogggghhhsss. ..!!

Bagaikan diguyur air hangat Renita mendesah panjang tubuhnya terasa dialiri jutaan volt kenikmatan napsu birahinya makin terangsang hebat.

Renita mulai menekan kepala penis yang sudah pas berada di posisi mulut lobang vaginanya.

Tampak kepala penis Robert masih agak sulit masuk kedalam lobang vaginanya yang walaupun sudah basah dan berair itu karena belum pernah kemasukan penis sebesar punya kakak iparnya itu.

"...sssleeebbbb...ssslleeeebbb...sssslleeeebbb...b bbllleeeeesssssss..." pelan pelan batang penisnya mencoba menyusup lobang vagina Renita yang terasa sekali masih sempit walaupun sudah begitu basah.

"...Aaaaaaauuuuuuukkkkkkhhhhhhh...sssssshhhhh...ma aaaasssss...! besaaaar sekaliiii..!!" "..Apanya yang besar Renn..?" Robert memancing reaksi Renita, "...Punyanya maass..!!" "..Apa namanya..?"

Robert memancing lagi, Renita ragu menjawabnya karena belum pernah selama ia bersetubuh dengan suaminya menyebut nyebut kata kata vulgar, "..Apa namanya Renn..?" Robert terus mendesak, "..Kemaluannya maaas.." ".. kontol ..Renn..namanya  kontol ..

" Robert menegaskan "..Apa Renn..?" akhirnya Renita dapat menyebutnya dengan lirih ".. kontol nya mass besaaar sekali.."

Robert tersenyum puas lalu dengan sekali sentakan mendorong pantatnya keatas, tampak Renita agak tersentak dan mendesah lirih ketika batang penis pria itu menyeruak masuk ke lobang vaginanya .


Matanya terbeliak dengan mulut terbuka sambil kedua tangannya mencengkeram sprei dengan kuat-kuat.

Tampak bibir vaginanya yang tebal itu sampai terkuak lebar seperti terkelupas seakan-akan tidak muat untuk menelan besarnya kemaluan kakak iparnya itu.

"...Ooooooouuukkkkkhhhhssss...sssshhhhhh...maassss ...!..pelaann..pelaann..maasss...!"
"...hhhhmmmm...Rennnn memekmu...sempit sekalii...ukkkkhhh...uuuukkkkhhhh..."

Bersambung . . . .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar