Sabtu, 11 Januari 2014

Birahi ibu berjilbab diatas kapal - 1

Ufhhh.. akhirnya usai sudah kegiatan yang menjemukan selama 2 minggu di sini dan aku mo balik ke Jakarta untuk refresh neh oh iya namaku Andi umur 30 tahun sekarang aku bekerja di perusahaan swasta, ciri-ciri tubuhkan yahh.. untuk postur Indonesia udah cukup di perhitungkan neh.. heheheh

Besok aku mo pulang ke Jakarta setelah mengikuti kegiatan dari Perusahaan di Kota ini di ujung Timur Indonesia neh aku mo naik kapal laut aja dech karena selama ini kalau bepergian aku belum pernah naik kapal laut so akan aku coba aja dech walaupun itu di tempuh dng lama perjalanan 1 minggu wahhhh pusing juga neh setelah membeli Tiket kapal laut kelas 1 aku langsung berkemas-kemas untuk persiapan besoknya berangkat.

Tiba saatnya aku menuju pelabuhan setelah segala macam proses pemeriksaan tiket dan bercampur aduk dengan para penumpang. So akhirnya aku naik dan masuk ke kamarku yang kelas 1 dan tentunya kamar kelas 1 aku yang sendiri menempatinya langsung aku bergegas membersihkan diri (mandi neh..) setelah mandi diatas aku berjalan-jalan di Dek kapal sambil menunggu sebentar lagi kapal akan berangkat.

“Wahhh.. kalo selama 1 minggu diatas kapal tidak ada yang bisa bikin buat seger jadi tambah pusing neh.” ujarku di dalam hati.

Setelah melihat-lihat sekeling kapal dan akhirnya aku berdiri di pinggiran kapal sambil melihat kebawah siapa tau aja ada yang bisa nemanin aku selama seminggu ini hehehhe..

Mataku tertuju pada seorang ibu muda berjilbab kira-kira berumur 27 tahunan bersama anaknya yang kira-kira 5 tahunanlah dan sebelahnya di antar seorang lelaki yang kemudian mencium kening ibu itu dan anaknya setelah itu mereka berdua naik ke kapal dan tak lama kemudian kapal berangkat meninggalkan pelabuhan dan lelaki itu melambaikan tangganya kepada ibu dan anaknya setelah kapal menjauh dari pelabuhan, hmmm aku mulai mendekati ibu muda itu dan mulai berkenalan.

“Namaku Andi, aku tujuan Jakarta” ujarku.

Ibu itu sekilas melihat aku dan senyumnya mengembang di bibirnya yang tipis. Tak lama kemudian di berucap :

“Namaku Lia ini anakku dan tujuan juga ke Jakarta” ucapnya.

Akhirnya kita saling ngobrol-ngobrol dan ternyata tadi adalah suaminya yang bekerja di kota ini dan Lia setiap 6 bulan sekali datang bersama anaknya untuk melepas rindu sama sang suami.

“Walahh.. kuat juga yach.. kalo aku kagak nahannnn (hehehe)”

Besok pagi disaat waktu makan pagi aku melihat Lia bersama anaknya sedang menuju ruang makan. Aku melihat dari belakang.

“Hhmmmm berisi juga neh pantatnya, padahal sudah di tutupi gaun yang menutupi sampai mata kaki neh” ujarku dalam hati.

Llangsung aku menemuinya dan kita makan bersama-sama 1 meja. Sambil aku ngelirik ke arahnya wow sempat aku melihat bentuk payudaranya yang ditutupi oleh jilbab dan bajunya lumayan mengkal neh waduh jadi pikiran kotor neh Lia,

“Di kelas 1 juga yach” tanyaku.

“Ttidak mas aku ambil di kelas 2 aja kok” jawabnya sambil senyumnya mengembang dari bibirnya yang tipis dan basah.

“Oooohhh kalo aku di kelas 1, abis sendirian aja sih pengen tenang dan rileks aja” ucapku sekenanya.

“Lia juga sendiri kok, dari tadi malam belum ada penumpang yang sekamar dengan Lia, jadinya Lia cuma ditemani anakku aja neh” sahutnya.

“Ooh gitu yach berarti aku bisa dong main-main ke kamarmu” tanyaku.

“Bisa aja kok, kita khan di satu gang.. tadi malam mas khan sempat keluar aku melihat kok” ujarnya.

“Ooh ya aku mo cari rokok tuch semalam” sahutku lagi.

Setelah selesai makan pagi, kita bersama-sama jalan di koridor kapal sambil bercerita dan diiringi guyonan kecil-kecil. Karena di luar koridor angin cukup kencang maka saat aku berjalan disampingnya hmmm aku mencium bau wangi yang sangat harum dan melihat putihnya leher ibu berjilbab ini.

“Ooh seandainya aku dapat menidurinya” bisikku di dalam hati.

Hari kedua belum terjadi apa-apa diantara kami, namun setelah makan sore iseng-iseng aku mengetuk pintu kamarnya.

“Lia, ini aku Andi boleh aku masuk,” tanyaku.

Tak lama kemudian pintu terbuka dan muncul kepalanya yang ditutupi oleh jilbab seadanya dan menggunakan terusan daster hmmm aku liat dia tidak mengurangi kecantikan dan kemontokannya kok.

“Ssilahkan masuk mas,” ujarnya pelan.

“Maaf anakku baru aja tidur dan aku baru tidurin dia neh” sahutnya.

Dikarenakan kita nggak mau mengganggu anaknya, so kita duduk di satu tempat tidur yang lain sambil bercerita. Aku memandangnya.

“Oohhhh semakin lama disini aku semakin tidak kuat menahan birahiku” ujarku didalam hati.

Saat kita sedang bercerita dasternya tersingkap sampai dengan lututnya.

Uuppss.. spontan aku mengatakan,

“Mulus sekali kakimu Lia yah.. pasti kamu rawat dengan baik dan secara sempurnya,” ujarku sambil tanganku mengelus-elus betisnya secara refleks.

Langsung dia menarik kakinya dari tanganku sambil berujar.

“Aah mas Andi bisa-bisa aja nih”

Senyumnya mengembang dari bibirnya yang tipis dan basah namun aku tetap memegang betisnya dan bahkan menggeserkan tanganku keatas.

“Aah Mas jangan gitu ach nggak enak neh” sahutnya.

Namun aku tak berkata-kata lagi langsung aku sibakkan dasternya sampai ke pahanya dan langsung kuciumi dan kujilati pahanya.

“Ssluuurrrppp.. Ohhhhhh Mass jangan dong” ujarnya.

Namun Lia tidak menarik pahanya dari mulutku tangannya malahan memegang kepalaku dan seolah-olah menekan-nekan.

“Ssluurrrppp… slururrpppp.. ssshhhh oh mas jjaannn… gannn.” pekik Lia pelan.

Namun aku tetap melanjutkan jilatanku sampai ke pangkal pahanya dan secara cepat aku menarik celana dalamnya turun dan

Ssluuurrrppp kujilati memeknya yang penuh dengan bulu-bulu.

“Ooohhhh mas Andiii… oohhh” desahnya.

Kujilati itilnya slururpp… sluruppp…

“Shhhh ohhh mass aduuuhhh ahhhh” jeritnya pelan setelah sekitar 15 menit aku bermain lidahku di memeknya.

Langsung aku memberhentikan kegiatanku dan kuangkat kepalaku keatas kulihat Lia memejam matanya menahan kenikmatan yang baru dia rasakan.

Oohhh aku liat begitu indah pemandangan didepanku. Ibu muda, cantik dan berjilbab menggunakan daster setengah telanjang sedang menanti kontol neh langsung kuhampiri bibirnya yang sedari kemarin aku inginkan sluuup.. smmm hmmm kita langsung bersilat lidah. Tak lupa tanganku menggerayangi payudaranya.

“Oohhh mas.. pintar sekali kamu, ohhhh.. achhh..”

Kuturunin lidahku menuju payudaranya dan kugigit-gigit kecil dari luar dasternya.

“Oohh.. mass cepaattt nanti anakku bangun” bisiknya pelan langsung tanpa ada yang perintah.

Bersambung . . . .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar