Sabtu, 11 Januari 2014

Cinta sang bidadari buat Alfi - 7

Untuk kesekian kalinya mereka kembali bergumul. Ketika bercinta dengan Nadine, Paijo tak begitu gairah dan cenderung berlaku pasif. Justru Nadine yang begitu meletup-letup malam itu. Mungkin saja hal itu terjadi karena Paijo masih terpengaruh oleh persoalannya dengan Surti. Tapi kali ini sangat berbeda. Semangat dan kepercayaan dirinya terpompa setelah tahu bahwa dialah ayah dari janin di dalam rahim Sandra. Dan penyerahan diri Sandra benar-benar telah menghapus segala bentuk kesedihan dan kekecewaannya terhadap Surti. Dulu ia mengira Surti adalah hal terbaik dalam hidupnya. Ternyata anggapannya itu salah. Kini ia sadar jika ia begitu merindukan wanita ini lebih dari rasa kengennya terhadap Surti.

“Ouhhhhhh Kangg massss sayanggggggg!” rintih Sandra merasakan kenikmatan dasyat hasil kombinasi kombinasi sempurna dari kontol bertindik dan stamina prima Paijo.

Tidak sia-sia Paijo mengikuti terapi sehat yang di anjurkan Lila baginya tempo hari. Dan itu masih ia terus lakukan sampai dengan saat ini. Ternyata setelah berjalan beberapa bulan barulah kelihatan hasilnya. Sungguh luar biasa penisnya masih terus berdiri tegak dalam hisapan gelombang multiorgasme Sandra yang sudah berlangsung hampir satu jam! Hingga suatu ketika…

“Jengg aku sudah ngga kuat lagiii!!” rintih Paijo. Tampaknya ia memang sudah berada di waktu yang tepat karena Sandra-pun sudah sampai di puncak klimaksnya.

“Lepassiinnnn kangg mass!! Sekaranggggg!! Arghhhhhh!!!!”pekik Sandra

Penis Paijo mengembang kempis berkontraksi sekaligus melontarkan stok sperma miliknya yang masih lumayan banyak. Mendobrak katup penahan terakhir. Lalu meluncur dengan kecepatan tinggi di dalam saluran pipis Paijo berebutan buat mencapai ujung diiringi rasa geli dan nikmat yang tiada tara. Croottttt!!..crotttttt…crooottt…..

“Argggggggg “pekik nikmat dari Paijo membahana. Sekitar lima belas semprotan dengan gumpalan besar susul menyusul menghantam dinding rahim Sandra.

“Kang mas perkasa sekalii malam ini. Aku benar-benar puas dan mengaku takluk” pujinya sambil mengelus-elus dada pejantan kampung itu.

“Kucabut dulu ya jeng. Biar anak kita ndak berat” kata Paijo. Sandra tersenyum dan mengangguk.

Plop…..Paijo melepas penisnya meninggalkan lubang merah indah menganga di selangkangan Sandra yang penuh dengan spermanya. Lalu rebah terlentang bersisian dengan wanita luar biasa ‘membakar’ itu. Keduanya berusaha meredakan nafas yang memburu. Butir-butir peluh membanjiri sekujur tubuh mereka. Sandra terperangah kagum. Yang terjadi barusan benar-benar adalah sebuah percintaan yang sangat mengguncang. Paijo memberinya rangkaian orgasme yang sempurna. Sedangkan bagi Paijo sendiri. Ia baru merasakan persetubuhan pada tingkatan seperti ini. Mungkin hanya baru titit Alfi yang selama ini pernah dan bisa merasakan puncak orgasme Sandra. Ia memutar tubuhnya ke samping sehingga menghadap ke arah Paijo. Lalu merapatkan tubuhnya. Sementara kepalanya ia rebahkan ke bahu anak itu. Sepuluh menit berlalu. Tiba-tiba Sandra bangkit. Diraihnya penis Paijo yang sudah agak melembek. Lalu dikocoknya benda hitam di dalam genggamannya dengan lembut. Anak ini! lubang pipisnya begitu lebar. Gumam Sandra gemas. Ia bisa melihat jauh ke dalam. Dan dari dalam situ cairan sperma kembali meluber keluar.

“Biar kubersihkan pake mulutku ya kang mass” tanpa menunggu jawaban dari Paijo, Sandra langsung memasukan titit hitam berlumur lendir itu ke dalam mulutnya.

“Engghh…apa jeng tidak jijiiik?”tanya Paijo di sela-sela rintihannya.

“Glk..clk..tidakk..punya kang mas…gurihh maniss Glkk clkk” Jawab Sandra singkat. Lalu dengan gemas kembali melahap penis anak itu bagaikan sebuah lolipop yang sangat lezat.

Paijo tak ingin bertanya-tanya lagi. Ia biarkan Sandra menikmati kejantanannya. Menghisap dan menjilati sisa-sisa sperma di sepanjang batang kemaluannya. Tak ada yang terlewatkan. Terutama yang terselip di seputar kulupnya. Semuanya tandas Sandra telan . Kuluman Sandra tak hanya berdampak membersihkan namun juga menjadikan alat vital anak itu kembali berdiri dengan kukuhnya. Dan memang hal itu yang diinginkan oleh Sandra. Hingga lima menit berlalu…

“Entot aku lagi seperti tadi kang mas” bisik Sandra lalu terlentang sambil membuka ke dua pahanya lebar-lebar Paijo masuk di antara kedua paha montok wanita cantik itu. Lalu mengambil lagi posisi missionary.

Penisnya tanpa perlu dituntun melesak perlahan ke dalam belahan vagina Sandra. Sandra langsung melingkarkan ke dua pahanya melilit pantat Paijo ketika penyatuan itu terjadi. Mereka kembali melakukannya dalam beberapa jam ke depan. Pemuda miskin, putus sekolah, berkulit hitam legam terbakar sinar matahari, namun beruntung mendapatkan kehangatan dari wanita cantik bertubuh molek bagai top model seperti Sandra. Setelah sesi itu berakhir, Sandra bangkit dan memungut pakaiannya dari lantai. Ia harus pindah ke kamarnya jika tak ingin persetubuhan mereka terus terjadi hingga pagi harinya. Paijo-pun seakan mengerti akan hal itu. Ia juga ingat jika Sandra sedang hamil anaknya.

“Buuu” panggil Paijo kembali memanggil Sandra dengan sebutan ‘ibu’

“Ya Jo?”

“Terima kasih” ucap pemuda itu.

Sandra tersenyum lalu menutup pintu kamar Paijo.



Pukul dua puluh satu lewat tigapuluh.

Saat Sandra kembali ke kamar ia berpapasan dengan Didiet. Sepertinya suaminya itu baru saja tiba dan nampak sedang melepas dasinya.

“S…sayy?” Didiet terbengong melihat Sandra melintasinya tanpa busana.

Tadinya ia mengira Sandra sedang berada di kamar mandi tak tahunya istrinya justru masuk dari arah luar kamar.

“Apakah aku melewatkan sesuatu Say?” tanyanya menduga-duga.

Sandra tak menjawab. Ia naik ke atas tempat tidur dengan cuek seolah tak melihat kehadiran suaminya di situ.

“Say! Sayy! Jawab aku dooong” kejar Didiet penasaran.

“Bodoh ahh!” jawab Sandra sambil tersenyum nakal.

Didiet buru-buru melucuti semua pakaiannya. Lalu menyusul naik ke atas kasur. Ia yakin sekali telah terjadi sesuatu antara istrinya dan Paijo. Ia dapat melihat tanda-tanda itu di sekujur tubuh Sandra. Keringat yang bercucuran ditambah puting susu yang masih menegang dan warna merah. Ia hanya perlu menambah bukti yang paling meyakinkannya.

“Ngapain sich!” Tanya Sandra melihat Didiet memposisikan wajahnya ke bagian kewanitaannya..

“Sayy.. buka sedikit dongg, ” bisiknya tak sabaran.

Sandra-pun membuka pahanya lebar sehingga dengan begitu suaminya leluasa melakukan investigasi tubuhnya.

Jantung Didiet berdetak cepat saat melihat area pubik dan permukaan vagina istrinya yang memerah memar. Ia tahu hal itu diakibatkan oleh sebuah persetubuhan yang panjang. Jemarinya gemetar berusaha membuka belahan cantik itu. Gila! ternyata masih banyak sekali sperma yang tertinggal di situ. Begitu kental sehingga tak tertumpah saat Sandra berjalan menuju ke kamar tadi.

“Sayy engkau curanggg! Kemarin-kemarin kan engkau bilang tak menginginkan dia! Tetapi ternyata ..” Didiet berteriak kecewa bagai anak kecil tak dibelikan permen oleh ibunya.

Ia memang sama sekali tak menduga jika akhirnya Sandra kembali mau bercinta dengan Paijo.

“Seperti yang pernah engkau katakan itu cuma sex! dan aku membutuhkannya seperti halnya Nadine”.

“Tetapi setidaknya engkau kan memberi tahuku sehingga aku bisa pulang lebih awal sehingga bisa menyaksikan kalian melakukannya”

“Hmm. Semuanya terjadi begitu saja tanpa kurencanakan. Lagian aku tak ingin mengganggu kesibukanmu di kantor”

“Engkau pasti sengaja melakukannya untuk membuatku penasaran, kan?”

“Siapa suruh meninggalkan istri cantik dengan pria lain dalam satu rumah. Pake acara lembur segala? Tanggung sendiri akibatnya.”

“Eng ..kapan kalian mulai, Say?”

“Sejak jam enam sore”

“Benar-benar sial sekali aku!.” gerutu Didiet.

Berarti setidaknya sudah empat jam mereka bergumul. Hal yang tak direncanakan seperti ini memang memiliki tingkat akumulasi gairah yang tinggi. Namun tetap saja sia-sia sebab ia tak menyaksikan sekejab-pun pertunjukan hebat tersebut.

“Say …katakan padaku apakah engkau p puasss?”

“Iya” jawab Sandra singkat.

“Mmaksudku… apakah engkau terpuaskan oleh kontolnya yang berukuran standar itu?” tanya Didiet seakan belum percaya.

Padahal saat bercinta dengan Nadine tempo hari, Paijo telah menunjukan kehebatannya seperti apa yang Sandra tuturkan barusan. Baginya itu terlalu luar biasa. Pemuda itu tak mungkin bakalan mampu menandingi kehebatan Alfi. Dan Ia masih menganggap keintiman yang panas malam itu dikarenakan Nadine sedang dalam keadaan tak terkendali.

“Engkau bercanda?. Yang terjadi barusan itu adalah salah satu seks terbaik dalam hidupku. Dia itu benar-benar sebuah mesin cinta yang tercipta buat menaklukan para wanita di atas ranjang. Soal ukuran…Memang Paijo tak memiliki kemaluan sebesar atau sepanjang miliknya si Alfi. Namun dia punya keunggulan tersendiri yang tak dimiliki oleh Alfi. Engkau tahu Dit? Tititnya itu enakk bangettt! Aku tak tahu mana yang lebih enak antara dia dan Alfi. Mungkin saja miliknya adalah titit ter-enak yang pernah masuk ke dalam punyaku. Bayangkan selama dua jam terakhir aku di hajarnya sampai mengalami orgasme ngga putus-putus. Jika saja aku sedang tidak hamil kami pasti akan melakoninya di sepanjang malam ini.”

“Apaaa?!! D..diaa mampu membuatmu mengalami multiorgasme?! Argghhh Sayyyyy!” pekik Didiet histeris.

Gairahnya naik dengan cepat hanya dengan mendengar penjelasan Sandra. Sementara itu tangannya mulai mengocok liar kontolnya sendiri. Sandra memang sengaja membiarkan suaminya larut sendiri dulu dalam imajinasi dan fantasinya. Kini Didiet baru percaya apa yang dikatakan Nadine tempo hari soal sesuatu yang luar bisa tersimpan pada penis bocah itu. Sandra sendiri baru bertindak setelah melihat Penis Didiet sudah berwarna keunguan. Ia merunduk Didietpun melepaskan pegangan jemarinya. Dan mulut Sandra-pun mengambil alih kontolnya yang terawat bersih itu. Tak perlu menunggu lama. Didiet sudah terlalu ‘high’ saat itu. Pria itu telah sampai pada puncak kenikmatan.

Bersambung . . . .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar