Kamis, 30 Januari 2014

Abang ipar - 1

Renita 28 th memiliki postur tubuh yang aduhai, tinggi 160 kulitnya yang putih memiliki payudara cukup besar dan kencang, pinggang yang ramping tanpa ada lemak sedikitpun diperutnya dan yang paling ia banggakan adalah pinggulnya yang sexy dengan bongkahan pantatnya yang bulat menonjol membuat pria manapun menahan napas.

Rudi 32 th suami Renita berkerja sebagai salah satu direktur disebuah perusahaan besar. Perkawinan mereka baru berumur 2 tahun dan belum dikaruniai anak.

Keadaan rumah tangga mereka biasa biasa saja, hanya baru baru ini Rudi selalu sibuk dengan pekerjaannya kadang pulang larut malam bahkan kadang dikirim perusahaannya keluar negeri sampai berminggu minggu.

Renita mulai merasakan kesepian, pernah satu kali ia ingin ikut suaminya keluar negeri tetapi suaminya tidak mengijinkan.

Renita protes karena tidak punya kawan berbicara, akhirnya Rudi mengusulkan untuk ditemani kakaknya Robert 34 th yang kebetulan dipindahkan oleh perusahaannya kekota mereka tinggal. Robert baru saja cerai dengan istrinya karena ada ketidak cocokkan diantara mereka.

Robert mempunyai wajah yang cukup tampan dengan tubuh atletis memiliki sifat easy going mudah bergaul dan mempunyai sifat womenizer.

Singkat cerita Robert akan tinggal dirumah mereka sebagai orang ketiga yang akan merubah kehidupan Renita selanjutnya.

Dihari pertama Robert tinggal dirumah mereka, Robert langsung terpesona akan kecantikan adik iparnya atau lebih tegas lagi ia tergiur oleh kemolekan tubuh adik iparnya yang aduhai itu.

Hanya karena ia baru saja bertemu dengan adiknya setelah sekian lama tidak bertemu maka ia lebih menyesuaikan dirinya sebagai layaknya seorang kakak.

Rudi tidak menaruh curiga apapun kepada kakaknya bahkan ia meminta kakaknya untuk menemani istrinya jikalau ia keluar kota.

Suatu saat ketika Rudi akan mendapatkan tugas kantornya selama dua bulan, malam sebelumnya mereka saling berdebat, rupanya Renita tetap ingin ikut karena dua bulan bukan waktu yang singkat dan Renita yang mempunyai sifat polos dan blak blakan langsung to the point bahwa sudah tiga minggu ia tidak digauli oleh suaminya sekarang mau ditinggal dua bulan.

Rudi coba menenangkan istrinya dengan mengimingi akan dibawakan oleh oleh dari belanda, Renita tetap kecewa ia hanya ingin kemesraan dari suaminya.

akhirnya dengan terpaksa Rudi menggauli istrinya malam itu tetapi karena pikirannya hanya pada tugasnya saja maka ia dengan tempo singkat ia menggauli istrinya dan Renita pun tidak mendapatkan kepuasan bathin yang ia sangat harapkan dari suaminya.

Pagi hari setelah Rudi berangkat ke airport seperti biasanya Renita menyediakan makan pagi, kali ini hanya untuk kakak iparnya saja dan setelah siap Renita memanggil kakak iparnya untuk sarapan, sebenarnya Robert sudah bangun tetapi ia tahu bahwa adiknya keluar negeri hari ini dan ia mendengar perdebatan mereka tadi malam.

maka pagi ini ia akan mencoba hasratnya untuk menguji adik iparnya. Lalu ia menyiapkan suatu perangkap dengan pura pura ketiduran sambil menaruh beberapa majalah porno diserakan dilantai. Benar saja tiba tiba pintunya yang tidak tertutup rapat diketuk oleh Renita

"..Mas Robert sarapan mas.." Renita memanggil kakak iparnya sembari mendorong pintunya untuk melongok kedalam kamar, ternyata kakak iparnya masih tidur dengan memakai selimut menutupi tubuhnya, "Mas bangun sarapan.."

Ia melihat Robert begitu nyenyak tidurnya akhirnya berniat untuk membangunkannya sendiri lalu masuk kekamar, ia melihat kelantai banyak sekali majalah yang telah terbuka berserakan.

maka sebelum membangunkan kakak iparnya Renita bermaksud membereskan dahulu majalah majalah tersebut tetapi alangkah terkejutnya ketika ia mendapati gambar gambar yang ada didalam majalah tersebut. Tangan Renita bergemetaran hatinya berdegup keras melihat pose pose persetubuhan yang sangat closed up, dengan cepat ia melirik kuatir kakak iparnya tiba tiba bangun.

hatinya ragu ragu sebenarnya ia ingin cepat cepat membereskan majalah ini ke raknya tetapi entah mengapa ada suatu hasrat ingin melihat gambar gambar itu lebih jauh, "..Ah.. satu dua halaman sudah itu cepet cepet ditaruh lagi..

" pikiran Renita yang bercabang, lalu pelan pelan ia buka halaman demi halaman, makin dilihat makin melotot matanya, ia melihat satu wanita sedang disetetubuhi dua kali laki.

jantungnya makin berdegup keras selangkangannya terasa gatal vaginanya terasa berdenyut denyut putingnya mengeras birahinya dengan cepat meluap kepermukaan apalagi tadi malam hasrat birahinya tidak tertuntaskan oleh suaminya, kembali ia melirik ketempat tidur

"..Ah mas Robert masih tidur.." lalu pelan pelan ia dudukdilantai sambil menarik dasternya keatas terlihat celana dalamnya yang menerawang tipis kemudian ia masukan tangannya kedalam cd nya, rupanya Renita ingin menuntaskan birahinya dengan masturbasi sambil menghayalkan gambar gambar tersebut, mulailah Renita menggosok gosok clitorisnya sambil memelototi beberapa pose pose gambar yang merangsang birahinya.

Renita begitu terokupasi dengan masturbasinya sampai napasnya tersengal tersengal tiba tiba terdengar deritan tempat tidur, membuat Renita kaget bukan kepalang jantungnya terasa berhenti ketika ia menengok ke tempat tidur Robert masih pura pura tidur tetapi sudah berubah posisi dengan menghadap kedirinya dan yang sangat mengejutkan Renita.

Robert sudah tidak berselimut lagi dan hanya memakai celana dalam, rupanya Robert dari tadi memperhatikan Renita sehingga kemaluannyapun berdiri, dan yang dilihat oleh Renita adalah pemandangan yang membuat birahinya semakin tidak menentu.

tubuh kakak iparnya yang kekar dadanya yang bidang hanya dibalut sepotong cd dimana terlihat jelas batang kemaluannya tercetak dicelana dalamnya.

Tubuh Renita terasa kaku dan berat sekali untuk digerakkan tetapi akhirnya agak lega ketika kakak iparnya terdengar mendengkur tanda masih nyenyak tidur.

"..Ohh..Renita kau sungguh cantik.." mulailah Robert pura pura ngelindur. Renita kaget mendengarnya sejenak ia berhenti melakukan aktifitasnya. ".. Ohh..seandainya kau istriku akan kupeluk mesra dirimu akan kuciumi seluruh tubuhmu yang begitu sexy..

" Renita benar benar bingung mengapa tiba tibak kakak iparnya melindurkan dirinya tetapi hatinya begitu senang ada seseorang yang menyanjung dirinya walaupun yang menyanjung itu kakak iparnya sendiri. |Tanpa disadari Renita menggunggam sendiri,

".. Ohh mas Robert seandainya kau suamiku akan kupeluk tubuhmu yang perkasa ini.." Walaupun suara Renita terdengar lirih tetapi Robert masih dapat mendengarnya, Robert makin berani melakukan aksinya.

Bersambung . . . .




Abang ipar - 2

"..Ohh..Renita sudah lama aku tidak bergaul dengan wanita seandainya kau bersedia, ingin rasanya aku menyetubuhimu akan kumasukan punyaku ini kevaginamu akan kuberikan kepuasan yang kau dambakan.." Renita terhenyak darahnya terasa mendidih..

mengapa kakak iparnya tahu bahwa ia mendambakan kehangatan seorang laki laki, napsu birahinya semakin menjadi jadi. Vaginanya berdenyut denyut jarinya semakin dalam merogoh lobang kenikmatannya membayangkan ucapan kakak iparnya tersebut.

Tiba tiba Robert berbalik lagi kali ini ia mencelentangkan tubuhnya sambil menceloteh memanggil nama |Renita dengan gerakan seperti tidak disengaja ia mengusap usap batang kemaluannya lalu dengan perlahan Robert mencopot cd nya hingga batang kemaluannya mengacung dengan tegar.

Renita membelalakkan matanya jantungnya terasa berhenti darahnya berdesir berputar cepat sekali. Tadi malam ia merasakan batang kemaluan suaminya tidak setegar dan sebesar apa yang dilihat sekarang. "..Ohh Renita lihat batang penisku sudah siap untuk memuasi birahimu, oh seandainya kau diatasku akan kugesek gesekan penisku kevaginamu yang sudah merekah basah itu..

" kembali Robert menyeloteh memancing reaksi Renita, benar saja Renita seperti tersihir tanpa melepaskan pandangannya ke batang kemaluan kakak iparnya ia copot cdnya bahkan sekaligus melepaskan dasternya sehingga Renitapun telanjang tanpa sehelai kain.

Dengan tubuh bugil putih mulus sungguh sangat sexy Renita menaiki tempat tidur sambil mengangkat pantatnya yang sexy buah dadanya yang membusung ikut bergoyang.

lalu dengan perlahan ia membuka kedua pahanya sehingga kelihatan vaginanya yang juga membusung, bibirnya terbelah merekah kemerah-merahan diantara bulu bulu kemaluannya yang halus dan sudah kelihatan basah berair.

Clitorisnya berwarna merah muda sebesar biji kacang terlihat mencuat keatas diujung bibir vaginanya.

Renita mulai mengambil posisi berjongkok tepat diantara batang kemaluan Robert yang sudah berdiri tegang.

Pikiran Renita sudah begitu kacau napsu birahinya tidak dapat dikuasainya lagi, kata kata kakak iparnya merupakan ajakan yang sangat menggoda kebutuhan sexnya.

Renita melihat tubuh kakak iparnya yang sangat perkasa kepala penisnya sudah begitu dekat dengan vaginanya tapi entah mengapa Renita menunggu celotehan kakak iparnya lagi seolah olah menunggu komando untuk pembenaran tindakannya.

"..Ohh..Renita masukin penisku ke vaginamu sayang.." Robert

memincingkan sebelah matanya tak percaya apa yang dilihatnya, tubuh adik iparnya yang begitu sempurna tanpa sehelai benangpun lalu ia meneruskan celotehannya

"..Ohh akhirnya kau datang dalam mimpiku Ren..pahamu sungguh mulus.." Robert menaruh kedua tangannya di paha Renita sambil mengelusnya. Renita bergetar hebat sentuhan tangan kakak iparnya menyadarkan seluruh hayalannya.

Akhirnya Renita sadar bahwa ia betul betul membutuhkan kehangatan seorang pria dan pria itu berada tepat dihadapannya lalu tanpa sungkan lagi ia membangunkan kakak iparnya "..Mas Robert.. mas ini Renita bangun mas.."

Lalu Robert membuka matanya dengan mimik pura pura terkejut "..Ren saya pikir saya sedang mimpi.." Renitapun tersenyum nakal "..Mas Robert naksir Renita ya..Renita denger semua yang mas ocehkan tadi lalu Renita turuti apa yang mas perintahkan.."

Robert membalas senyumannya ".. Tapi belum masuk tuh penisku.." Renita yang sudah begitu menggebu gebu akhirnya kembali konsentrasi melanjutkan aksinya.

Tetapi Renita tidak langsung memasukkan batang kemaluan kakak iparnya itu kedalam lobang vaginanya yang sudah merekah pasrah untuk menyambut batang penis yang besar itu.

melainkan terlebih dahulu menggesek-gesekkan kepala kemaluannya itu diantara belahan vaginanya sehingga kepala yang besar itu basah dan mengkilap oleh cairan lendir yang keluar dari celah-celah vagina wanita itu.

Renita terbuai dengan mata yang terpejam sambil mendesah-desah menahan gejolak nafsu birahi yang terus membara.
"...sssssssshhhhh...maaaassss...ooooooogggghhhsss. ..!!

Bagaikan diguyur air hangat Renita mendesah panjang tubuhnya terasa dialiri jutaan volt kenikmatan napsu birahinya makin terangsang hebat.

Renita mulai menekan kepala penis yang sudah pas berada di posisi mulut lobang vaginanya.

Tampak kepala penis Robert masih agak sulit masuk kedalam lobang vaginanya yang walaupun sudah basah dan berair itu karena belum pernah kemasukan penis sebesar punya kakak iparnya itu.

"...sssleeebbbb...ssslleeeebbb...sssslleeeebbb...b bbllleeeeesssssss..." pelan pelan batang penisnya mencoba menyusup lobang vagina Renita yang terasa sekali masih sempit walaupun sudah begitu basah.

"...Aaaaaaauuuuuuukkkkkkhhhhhhh...sssssshhhhh...ma aaaasssss...! besaaaar sekaliiii..!!" "..Apanya yang besar Renn..?" Robert memancing reaksi Renita, "...Punyanya maass..!!" "..Apa namanya..?"

Robert memancing lagi, Renita ragu menjawabnya karena belum pernah selama ia bersetubuh dengan suaminya menyebut nyebut kata kata vulgar, "..Apa namanya Renn..?" Robert terus mendesak, "..Kemaluannya maaas.." ".. kontol ..Renn..namanya  kontol ..

" Robert menegaskan "..Apa Renn..?" akhirnya Renita dapat menyebutnya dengan lirih ".. kontol nya mass besaaar sekali.."

Robert tersenyum puas lalu dengan sekali sentakan mendorong pantatnya keatas, tampak Renita agak tersentak dan mendesah lirih ketika batang penis pria itu menyeruak masuk ke lobang vaginanya .


Matanya terbeliak dengan mulut terbuka sambil kedua tangannya mencengkeram sprei dengan kuat-kuat.

Tampak bibir vaginanya yang tebal itu sampai terkuak lebar seperti terkelupas seakan-akan tidak muat untuk menelan besarnya kemaluan kakak iparnya itu.

"...Ooooooouuukkkkkhhhhssss...sssshhhhhh...maassss ...!..pelaann..pelaann..maasss...!"
"...hhhhmmmm...Rennnn memekmu...sempit sekalii...ukkkkhhh...uuuukkkkhhhh..."

Bersambung . . . .




Abang ipar - 3

Renita mulai berirama menaik turunkan pantatnya, batang penis Robert masuk merojok lobang vagina Renita tahap demi tahap hingga akhirnya amblas semuanya. Perlahan lahan Robert ikut bergoyang menarik ulur batang kemaluannya yang besar itu,

Reni mulai merasakan sensasi yang luar biasa yang bukan main nikmatnya , liang vaginanya yang sudah licin terasa penuh sesak oleh penis kakak iparnya yang besar itu, urat urat batang kemaluannya menggesek nikmat sekali dinding vaginanya yang sudah dilumuri getah birahinya. Tanpa Renita sadari ia mulai menyeloteh diluar kontrol.

"...Ohhhhhhhsss...ssshhh...enaaaaaak...seekaliiii. ..punyanya..maaassss..!!...oooougggghhh...terruuuu ssss...maaassss...teeerrruuusss...!"

"..Terus diapain Renn..?" lagi lagi Robert ingin Renita menambah kosakatanya, sekarang Renita sudah lebih berani karena sudah terbuai oleh birahinya yang makin menjadi jadi, "..teruss digoyang  kontol nya maass..!!"

"..Salah Renn namanya  kontol ..bilang entotin memeknya Renita..!"

Robert memaksa lagi dengan kata kata baru, Renita merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya makin vulgar kata kata yang dipaksakan kakak iparnya untuk diucapkannya makin terangsang napsu birahinya yang sudah menggebu gebu itu.

"..Iyyaa..maass entoootin memeknya Renita...!! Entoootiin...pake  kontol  gedenya maaaasss...!!...entoootiiiin yang niiikmaaat..!!"" makin lancar Renita menyeloteh makin beringas Robert menyetubuhi Renita dan Renitapun makin histeris dibuatnya.

Renita sudah lupa diri bahwa yang menyetubuhi dirinya adalah kakak dari suaminya, yang ada dibenak Renita hanyalah letupan birahi yang harus dituntaskan yang ia tunggu tunggu selama tiga minggu dari suaminya tapi Rudi suaminya sama sekali tidak mempedulikannya sedangkan sekarang ia mendapatkan apa yang ia inginkan justru dari Robert kakak iparnya sendiri, birahinya yang ia pendam sekian lama meletup dipelukan kakak iparnya.

Akhirnya yang terjadi mereka dengan buas dan ganas saling berpelukan sambil berciuman .Terdengar suara nafas mereka saling memburu kencang, lidah mereka saling mengait dan saling menyedot, saling bergulingan giliran Renita dibawah.

Robert mengambil inisiatif menggenjot pinggulnya yang tampak naik turun semakin cepat diantara selangkangan Renita yang makin terbuka lebar.

Renitapun mengangkat kedua kakinya sambil ditekuknya, pantatnya ikut diangkat mengharapkan seluruh batang kemaluan kakak iparnya menggesek seluruh syaraf syaraf kenikmatan dirongga vaginanya dan Robertpun semakin mudah menyodokan penisnya yang panjang besar itu keluar masuk sampai menghasilkan suara bedecak-decak seperti suara membecek seiring dengan naik turunnya pantat pria itu.

"...cccllllleeeeebbbbbbb...ccccleeeeebbbbb...cccll eeeeebbbb...cccleeeeebbbbb..."

Robert memperhatikan kearah selangkangan Renita dia melihat vaginanya mencengkeram penisnya erat sekali, ia tersenyum puas bisa menaklukkan vagina adik iparnya ini.

yang sudah basah membanjir penuh dengan cairan putih kental sehingga membasahi bulu-bulu jembutnya yang tebal itu dan juga batang kemaluannya.

Ia yakin adik iparnya benar benar sudah memasrahkan dirinya untuk disetubuhi kapan saja ia mau,

"...oooooouuuuuggghhhhssss...ooouuugggghhhsss...ss sshhhh...maaassss...!..enaaakkk..sekaliii.. kontol m uu...ini..maass..!

...teruuuss..maasss...entoootin..memek Renita yaanggg..ceepaatt...ouchh...nikmaaaat..!"

"..Ouuuchhh..memekmu sempit seekalii...Reenn..! terasaaa menyedoot nyedooot..!nikmatnya bukan maiiiin..!!"

Robert mendengus dengus bagai banteng terluka genjotannya makin ganas saja. Mata Robert terlihat lapar menatap payudara Renita yang putih montok dikelilingi bulatan pink ditengahnya terlihat putingnya yang sudah begitu mengeras.

tanpa menyia nyiakan kesempatan Robert langsung menomplok dan menyedot menyedot puting susu adik iparnya yang begitu menantang, Tubuh Renita yang menyender dinding setengah duduk setengah celentang menggelinjang hebat..!

payudaranya makin dibusungkan bahkan tubuhnya digerakkan kekiri dan kekanan supaya kedua puting buah dadanya yang sudah gatal mendapatkan giliran dari serbuan mulut kakak iparnya ini.


"...oooooouuuuuggghhhhssss...ooouuugggghhhsss...ss sshhhh...maaassss...!..kenyooot teruuusss pentiiiilku..!! ...oooohhh...maaaasss...kkaaaauuu...sunggggguh..pe rkkaaaasssaaaa...!!.. Reeeniii bisssshhaa ketagihaaaaan..

dientooot..sama..maaasss ...!!" pikiran Reni sudah tidak jernih lagi, terombang ambing didalam pusaran kenikmatan, terseret didalam pergumulan sex dengan kakak iparnya, jiwanya serasa seenteng kapas melambung tinggi sekali.


"Ooooohhhh...aaaa..aakkhh..aakhuu..ngghha taaahaaann..maaauu..keluaarrr...maassss...!".. Tubuh Renita mengejang sambil memeluk tubuh Robert erat sekali jiwanya terasa berputar putar merasakan semburan kenikmatan yang dahsyat diklimaksnya yang pertama, "..Teruuus Renn jangan berhenti aku masih pengen  kontol in memekmu yang lamaaa..! Kamu bisa keluar lagii berkali kaliiii...!!" Robert teruss menggenjot tubuh Reni yang hanya pasrah dipelukan kakak iparnya ini.

Lebih dari sejam Robert menyetubuhi Renita tanpa henti, Renita makin lama makin terseret didalam kenikmatan pergumulan sex dengan kakak iparnya yang ia belum pernah rasakan dari suaminya sampai sebegini lamanya dengan segala macam variasi , apalagi waktu Robert memintanya berbalik sambil menungging,

vaginanya terlihat megap megap disumpal batang penisnya yang besar dari belakang , ia merasakan liang vaginanya menyempit karena tertekuk oleh perutnya sehingga ia merasakan setiap inchi denyutan kenikmatan yang dihasilkan oleh batang penis Robert yang merasuk keliang kenikmatannya.

Bersambung . . . .  .




Abang ipar - 4

Renita menambah sensasi sensual ini dengan memutar mutar pantatnya yang putih sexy bahkan ketika Robert menyodok penisnya yang besar itu, Renita menyambutnya dengan mendorong keras pantatnya kebelakang sehingga penis Robert yang besar dan panjang itu masuk kelobang vaginanya dalam sekali, menggelitik seluruh rongga kenikmatannya

"..Oooohh...niiiikmaaat... sekaaalii...maass..!! dientot dari belakang...! urat kontoool maaass.. terasa sekalii menggelitik lobang memeeekku..!!..belum pernah aku rasakan ngentooot beginiii niiikmaaat..!! entoootiiinn.. teruuusss..maaassss...!!!"

Robert sangat puas mendengarnya lalu ia merunduk memeluk tubuh Renita dari belakang tangannya merogoh keselangkangan Renita, jari2 Robert memainkan clitoris Renita dengan memutar mutarnya, sambil menggenjot dengan beringas penisnya yang besar itu,

"..uuuuggghhhsss... aaaaacchhh.. maaaasssss... yeeeesssss...!! niiiiikmaaaat..!! mainin teruuuusss... itiiilku..!! "..entooootin memeeeekku..!!!"

bagai kesurupan Renita mengeluarkan kata kata vulgar sambil mengerang mengerang dengan liar, tubuhnya yang dalam posisi nungging meliuk meliuk tanpa terkendali rupanya clitorisnya merupakan alat kelamin yang paling sensitif buat Renita.

lobang vaginanya yang sudah dihajar begitu rupa oleh penis yang berukuran luar biasa itu ditambah clitorisnya ditekan sambil diputar putar oleh jari Robert, maka sempurnalah puncak kenikmatan yang ia rasakan, tangan Renita mencengkeram sprei erat sekali.

dahinya berkerut mulutnya seperti ingin teriak dan mendesis desis seperti orang kepedesan rupanya Renita sedang dilanda kenikmatan yang amat sangat.

posisi tubuhnya yang sedang menungging makin ditunggingkan pantatnya keatas memasrahkan vaginanya dihabisi oleh keperkasaan penis kakak iparnya dengan mengharapkan kedatangan gelombang kenikmatan berikutnya yang merupakan pengalaman pertama buat Renita untuk mendapatkan multiple orgasm.

Apa yang terlihat sungguh merupakan pemandangan yang sangat erotiiss..! tubuh mulus Renita menungging meliuk liukdengan liarnya kepalanya bergeleng kekiri dan kekanan buah dadanya bergoyang erotis sekali sementara tangan Robert yang kekar memegang erat pinggang Reni yang ramping itu.

pantatnya digenjot cepat sekali batang penisnya yang besar keluar masuk liang vagina begitu dahsyat tanpa ampun, tubuh Reni sampai bergetar hebat terlihat ia mengejut ngejutkan tubuhnya tanda ia sedang mengalami kenikmatan yang maha dahsyat,"..uuuuggghhhsss... aaaaacchhh.. yeeeessssss..maaaasssss... yeeeesssss...!!"

Renita benar benar melayang kelangit yang ketujuh didalam pergumulan sexnya dengan kakak suaminya ini. "...aaaaaaaaaacccchhhh...!!!!...terlaaaaluuu..niii iiikmaaaaaaaaaat...maaaaaassss...!!!..nggggaaa taahaaannn..akkkhuu.. maaauuu... keluaaaar... laaaagiiii...!!!"

Renita makin histeris mendapatkan klimaks keduanya yang lebih panjang dan lebih nikmat dari yang pertama. Renita benar benar lupa daratan rasa ketagihan nikmatnya merasuk jiwanya ingin rasanya melanjutkan persetubuhannya selama lamanya dengan kakak iparnya karena ia bisa memberikan multiple orgasm yang ia tidak pernah dapatkan dari suaminya.


Tapi tubuh Renita sudah tidak bertenaga lagi lalu ia ambruk ditempat tidur sambil berbalik berbaring napasnya tersengal sengal, rupanya Robert belum juga mengalami ejakulasi terpaksa ia ikut membaringkan dirinya disamping Renita, dengan wajah sayu Renita bertanya "..Mas belum keluar ya..?" Robert menggelengkan kepalanya.

"..Jadi Renita masih akan dientot lagi..mas..?" Renita sudah lancar dengan kosakatanya, Robert mengangguk, "..Renita masih bisa orgasme lagi ngga..mas..?"

Lalu Robert setengah berbangun berkata sambil membelai rambut Renita dengan mesra "..Ren kamu masih bisa orgasme 2 X lagi bahkan lebih..ada caranya.." Tiba tiba Renita menarik batang kemaluan Robert yang masih mengeras, matanya berbinar binar

"..Ajarin Renita ya mas..Renita masih pengen dientot  kontol  gede mas Robert seharian kalau Renita bisa keluar lagi..keluar lagi.." "..Renita jarang klimaks kalau ditiduri sama mas Rudi, mas Rudi pengennya cepet cepet aja, abis keluar langsung tidur.."

Robert tersenyum kecut dalam hati ngedumel "..Goblok banget adik gua cewek segini sexy dianggurin.. ya udah jangan salahin gua ya.."

Seharian Robert mengajari Renita bagaimana caranya mengayuh sekoci cinta untuk menggapai beberapa pulau berpuncak gunung kenikmatan dan Renita menjadi murid yang cepat tanggap.

Satu hari penuh Renita mendapatkan pengalaman luar biasa. Robert merangsang napsu birahinya dengan menyetubuhi dirinya berbagai macam posisi.

tidak bisa dihitung sudah berapa kali Renita mengalami orgasme, yang jelas Renita begitu menikmati bahkan mungkin ketagihan disetubuhi batang kemaluan kakak iparnya yang begitu besar dan perkasa.

Setelah kejadian hari itu, setiap ada kesempatan, mereka melakukan permainan sexnya dimana saja, pernah suatu malam Renita setelah berhubungan sex dengan suaminya dan tidak mendapatkan kepuasan yang ia inginkan, setelah suaminya tertidur ia langsung pindah kamar tanpa sepotong pakaian Renita langsung kekamar kakak iparnya minta untuk dipuasi dan seperti biasanya Robert memenuhi keinginannya dengan melumat seluruh tubuhnya tanpa sisa.

vaginanya dilahap dengan buas dan seperti biasanya batang kemaluan Robert yang ia gila gilai menggali tak henti henti liang kenikmatannya.

Renita dibuat melayang layang diawang awang sampai empat kali orgasm dan baru pindah kembali kekamarnya sekitar jam 4 pagi.

Tamat




3 tahun diperkosa - 1

Saat itu aku berusia 16 tahun. Keluargaku tinggal di sebuah daerah di Jawa Tengah. Kami memang bukan orang kaya raya, tapi setidaknya kami hidup berkecukupan. Aku berkeinginan untuk melanjutkan sekolah SMU ku di Jakarta. Pada awalnya orang tuaku menolak, alasannya karena mereka menganggap hidup di Jakarta sangatlah sulit. Namun tekadku sudah bulat. Akhirnya aku berangkat dengan kereta menuju Jakarta. Perjalanan sehari semalam ini memang membuatku pegal walaupun kereta cukup nyaman. Aku sulit memejamkan mata karena terus-menerus membayangkan gemerlapnya Jakarta. Namun niatku bukan untuk bersenang-senang, aku mau belajar, menuntul ilmu setinggi-tingginya.

Akhirnya kereta tiba di stasiun Gambir, kira-kira pukul 11 siang. Ternyata Jakarta sangat terik! Ini memang bukan pertama kalinya aku ke Jakarta. Pernah beberapa kali sebelumnya aku ke kota ini untuk keperluan keluarga dan liburan. Tapi kali ini aku pergi sendiri. Dengan berbekal catatan rute angkutan umum, aku beranikan diri untuk mencari bus kota. Supir taksi dan ojek pun bertubi-tubi menawarkan jasa. Aku mau irit sajalah, lagipula hanya 2 kali naik bus, bisa lahh…

Bus melaju ke selatan Jakarta, tempat dimana tante dan om ku tinggal. Jalanan cukup lancar siang itu, jam 1 aku sudah tiba di rumah mereka. Tante dan om menyambut dengan ramah. Aku langsung diantar ke kamar tamu. Mereka sudah memiliki anak berumur 3 tahun. Rumah ini memang tidak terlalu besar, namun cukup nyaman untukku. Hari itu kuhabiskan waktu untuk bermain-main dengan Dipo, anak tante dan omku.

Hari-hari sekolah sudah dimulai, ini adalah tahun ajaran baru, dan aku duduk di kelas 1 SMU. Suasana belajar disini tidak seperti di kampung. Disini lebih ramai dan alat praktikumnya juga lebih lengkap. Aku sangat bersemangat sekali sekolah. Uang jajan rutin dikirim orang tuaku. Aku mengakali uang jajanku supaya bisa tersisa banyak karena ngga mungkin aku minta uang tambahan pada tante dan om ku. Masa' udah numpang, minta uang pula… Setiap hari aku juga membantu pekerjaan rumah. Hal ini ngga aku kerjakan dengan terpaksa, karena ini juga bentuk terima kasih kepada mereka. Begitulah, setiap harinya kegiatanku, berangkat sekolah pagi-pagi, pulang jam 4 sore, bantu-bantu pekerjaan rumah. Bila ada keperluan diluar, aku usahakan untuk tidak pulang terlalu malam.

Kira-kira sudah 6 bulan aku tinggal disini. Dan mulai hari itu lah banyak kejadian yang menimpa diriku. Tanteku kini mempunyai usaha tempat makan yang buka dari jam 5 sore sampai jam 1 malam. Hampir setiap ku pulang sekolah, aku tidak bertemu tanteku karena dia sudah harus berada di tempat makan tsb jam setengah 5. Jadi aku hanya akan bertemu dengan om ataupun Dipo, itu juga kalau Dipo ngga ikut pergi dengan tanteku. Pernah suatu ketika saat ku pulang sekolah, saat berganti baju di kamar, omku tiba-tiba membuka pintu. Aku kaget dan reflek menutup tubuhku yang hanya memakai bra dan cd. Dan dia langsung bilang maaf dan pergi menutup pintu.

Hari-hari selanjutnya kadang ku memergoki om yang sedang melihat paha ataupun toketku. Bajuku di rumah juga ngga menggoda. Kaos dan celana pendek ataupun daster selutut. Suatu malam, om meminta tolong memijit punggung dan kakinya, katanya terkilir. Awalnya aku agak ragu, namun aku ngga mau dibilang membantah. Posisi om sudah tengkurap di atas karpet. Aku pijit bagian punggungnya walaupun aku sendiri sebenarnya tidak tau bagaimana cara memijit yang benar.

"Aahh, enak banget pijitanmu, Vie.. Coba ditekan lebih kuat lagi dong"

Aku menurut saja.

"Pinggang om juga pegal, Vie, tolong bagian situ lebih lama yah"

Tanganku turun ke bagian pinggannya. Ku pijat dengan 2 tangan dan ditekan lebih keras.

"Enak banget, Vie, Kayaknya pinggang om udah ngga sakit lagi deh, kamu emang pintar.. Sekarang pindah ke betis dan paha om yah! Udah pegel bgt nih."

"Ya om," jawabku.

Pertama-tama ku pijat bagian pergelangan kakinya. Lalu pindah ke betisnya, turun lagi ke bagian pergelangan kakinya, bergitu berulang-ulang. Om memakai celana yang aga pendek setengah paha.

"Udah, Vie, sekarang yg bagian paha yaa"

Lalu kupijat bagian paha, sesuai kata om.

"Mmmmhhh mmmhh"

Berulang-ulang om mengaluarkan suara seperti itu.

"Sakit ya, om?

"Ngga kok, Vie, justru enak banget malah! Coba keatasan dikit, Vi.."

"Disini?"

"Naikan lagi dikit"

"Disini?"

"Iyaaa, enak bgt itu, Vi!"

Aku memijit paha bagian dalam, dekat sekali dengan selangkangannya om.

Sejujurnya jariku sudah mulai pegal, namun om belum minta berhenti, malah sepertinya dia keenakan.

Tiba-tiba dia membalikkan badan, lalu meminta aku memijat pahanya yg bagian depan.

Kulihat sedikit basah di celana om. Tapi aku pura-pura ngga melihat saja.

"Ayo pijat, kok malah bengong?"

"Ehhh ohh iya… Hehehe"

Sambil kupijat pahanya, kulihat om merem melek dan mengeluarkan suara desahan yg pelan.

"Vi, kamu punya pacar?"

"Loh kok nanya ky gitu om?"

"Yaa nanya ajaaa, ngga mungkin kan anak seumuran kamu ngga punya pacar. Tenang aja, om ga akan bilang sapa-sapa."

"Mmmm ya ada sih om."

"Terus kamu pernah ngapain aja sama pacar kamu?"

"Maksud om?

"Ahhh kamu pura-pura ngga ngerti! Apa pernah ciuman, atau apa? Sejauh mana gitu lohh maksut om."

"Ehh mmm yaa biasa aja sih, om, cuma ciuman aja, sama pegang-pegang aja."

"Hahaha om ngerti…"

Malam itu sesi pijitnya selesai sampai disitu. Begitulah hampir setiap malam om memintaku untuk memijitnya. Kalau pulang sekolah, kadang om suka memberi uang saku untukku, tidak dikasi ke tanganku, tapi langsung ditaro di kantong bajuku. Jarinyanya kadang digerakkan dengan sengaja saat didalam saku baju, sehingga mengenai pentilku. Bagiku, uang 100ribu sangatlah banyak.

Suatu hari, aku pulang agak malam. Jam 8 aku tiba di rumah. Hanya ada om sedang menonton tv.

"Dari mana kamu?"

"Oh.. Aku abis dari nonton sama temen-temen, om."

"Yawda sana cepet mandi, abis ini pijitin om ya"

"Iya"
Aku menutup pintu kamar dan agak sedikit sebel karena akupun lelah, tapi masih saja harus memijit. Kulepaskan kancing bajuku satu persatu. Kuturunkan risleting rokku. Kini hanya bra dan cd saja yang menempel di tubuhku. Ku tatap tubuhku di cermin besar. Sebenarnya aku pulang malam karena tadi pacaran dulu. Kubuka kaitan bra, dan kutekan-tekan toketku perlahan. Ahh, toketku agak sakit karena tadi pacarku meremasnya dengan kencang. Pentilku juga sepertinya jadi lebih mancung akibat hisapan tadi.. Kuperhatikan bekas gigitan pacarku di samping toket kiri. Kuremas toketku perlahan dengan kedua tangan. Ahh nikmatnya… Andaikan pacarku bisa melakukan ini setiap hari. Kuperhatikan ekspresi wajahku saat ku remas toket ini. Kujepit perlahan pentilnya. Sungguh nikmatttt…

Tiba-tiba om membuka pintu! Sial!!! Aku memang lupa menguncinya! Dengan gelagapan kurain kemeja untuk menutupi badan.

"A.. aaa… Apaan sih om?! Kok ngga ngetok pintu dulu sihh?!"

Suaraku bergetar, aku sangat ketakutan. Terlebih lagi sekarang aku hanya pakai cd dan om melihatku penuh napsu.

"Ngga, om cuma pengen manggil kamu aja, kirain kamu ketiduran."

"Ngga kok om, a.. aku inget, nanti ya a.. a aku mau mandi dulu!"

Suaraku makin bergetar, om tau kalau aku sangat ketakutan. Namun dia ngga beranjak dari pintu kamarku, malah melihatku semakin lama dengan matanya yang penuh napsu. Senyumnya terlihat licik!

Lalu dia melangkahkan kakinya kearahku.

"Ma mau apa?!"

"Vi, kamu terlihat cantik deh kalo ga pake baju. Om suka ngeliatnya.."

"Ng nggak!! Sana pergiii!!!"

Aku lempar segala yang ada di atas tempat tidurku. Tas, jam tangan, bantal, rok. Sulit sekali melempar barang-barang tersebut sementara tangan kiriku mempertahankan kemeja seadanya yang menutupi tubuhku.

"Sssh, Vi, jangan galak gitu doong"

Tiba-tiba dia menangkap tanganku, aku berontak sekuat tenaga, namun tetap saja aku kalah tenaga bila dibandingkan dia. Lalu dia memegang tanganku yg satu lagi. Kemejanya kini tersibak, toketku menggantung bebas dan dia tertawa. Tubuhku dihempas ke tempat tidur sementara tangannya memegang tanganku. Dia menciumiku dengan paksa, aku berontak, kupalingkan wajahku ke kanan kiri. Dia menggigit kupingku dan aku tetap melakukan perlawanan.

PLAKKKKK….!!!

Sebuah temparan keras mendarat dipipiku. Perih sekali rasanya.

"Diam!!! Atau setelah ini om tampar lagi pipi kamu! Kalau masih ngga mau diam, om sundut toket kamu ini pake rokok!!!"

Aku hanya bisa menangis.

Bersambung . . . .




3 tahun diperkosa - 2

"Ampun omm, jangannnn…. Jangan…"

Namun ngga digubrisnya, dia menciumi bibirku, memasukkan lidahnya. Menciumi telingaku, menjilatnya sampai basah. Ciumannya turun ke leher, digigitnya kecil-kecil. Aku ngga sanggup meronta lagi, tanganku dibekap. Lalu dia berhenti menciumiku.


"Toket kamu bagus banget, Vi. Om suka. Pacar kamu pasti pernah ngemut toketmu kan? Tadi aja om liat kamu remas-remas toketmu sendri! Sekarang om kasi yang lebih enak tapi jangan melawan ya! Ingat, kalo kamu melawan, om sundut kamu pakai rokok!"

Perlahan tanganku dilepasnya. Lalu dia mengelus-elus dadaku sampai ke perut.

"Jangan, om… Plisss…"

Tangisku memang sudah berhenti, hanya tersisa sesengukan. namun kata-kataku pun sepertinya ngga akan menghentikan om sialan itu.

Tangannya mulai meraba-raba kedua toketku. Diremas-remasnya dengan kencang, sambil dicium-cium. Pentilku dimainkan dengan lidahnya, dihisap, lalu dimainkan lagi dengan lidahnya.

"Ahh…"

Aku tak sengaja mendesah.

"Tuh kan!! Om bilang juga apa, pasti enak kan!"

Lalu dia lanjutkan lagi kuluman pentilnya.

Sungguh, hisapan om memang lebih enak dibandingkan pacarku. Pentilku dipelintir dengan kedua jarinya, dijepit, ditarik-tarik. Walopun sedikit sakit, tapi enak.

"Nahh sekarang kamu isep punya om nih!"

"Ta tapi Vi belom pernah ngisep 'itu' om! Vi takut"

"Sini om ajarin ya"

Lalu dia turunkan celana pendeknya. Om ngga pakai celana dalam, jadi penisnya langsung menyembul keluar. Aku kaget, dan merasa aneh dengan bentuknya. Baru kali ini aku melihat penis cowo secara langsung. Biasanya hanya lewat film porno.

Om menuntun tanganku untuk mengocok batang penisnya. Maju mundur. Lalu mengarahkan ujung penisnya kebibirku.

"Emut ini, tapi jangan sampe kena gigi."

Aku emut ujung penisnya perlahan, kurasakan cairan asin keluar dari situ.

"Ahhh ya bener, Vi, enak banget! Coba masukin lebih dalam lagi!"

Ku masukkan batang penis lebih dalam lagi ke mulut sambil kukocok batangnya. Kulihat om merem melek saat kulakukan itu. Kepalaku didorong maju mundur olehnya. Kadang juga badannya yang bergerak maju mundur. Lalu om memasukkan penisnya jauh kedalam mulutku, rasanya sampai ke kerongkongan, aku terbatuk-batuk, ku dorong pinggulnya menjauh dari mukaku.

"Hahaha.. Keselek ya, Vi? Tapi yg barusan itu enak banget loh, lama-lama juga kamu terbiasa!"

"Udah, om. Vi ngga mau lagi.." Aku mulai menangis lagi.

"Ngga!!! Udah tanggung nih, om mau jilat memek kamu Vi!"

"Jaa jangan…"

belom sempat kuberontak, om sudah mendorong badanku hingga terjatuh di tempat tidur. Kakiku digeser ke pinggir tempat tidur, dia mulai menciumi perutku, lalu menciumi celana dalamku.

Aku coba menahan kaki untuk rapat, tapi percuma saja, pahaku ditahan oleh kedua tangannya.

Dia mulai lagi menciumi, menjilat dan menggigit vaginaku yang masih tertutup celana dalam.

"Aaahh oohh jang jangan ommmmm…"

Tapi dia terus menggerakkan bibirnya di vaginaku.

Sekarang jarinya meraba-raba celana dalamku yang sudah basah.

"Celana kamu udah basah tuh! Enak ya? Bentar lagi om kasi yang lebih enak!"

"Nggaaaaa!!! Jangaannn ommm!! Pliisssss!!!!"

Tapi jarinya udah menggelitik bagian klit ku. Walopun masih tertutup cd, rasanya seperti nyata.

Klit ku ditekan-tekan, kadang digerakan seperti gerakan menggaruk.

"Uhhh om.. Udahhhhh!!! Pliissss!"

Kakikuu dibukanya makin lebar. Kepalanya berada diantara selangkanganku. Jarinya masih bermain di klitku. Lalu dia berhenti, berdiri, menyuruhku bangun dengan posisi duduk. Dia pindah duduk dibelakangku. Dadanya menempel di punggungku. Diciumi pundakku, tangan kanannya meremas payudaraku dan tangannya satunya memainkan klitku.

"Gimana, Vi? Enak kan? Kamu kaya gini juga ngga ke pacarmu?"

Bibir om tepat di telingaku, aku ngga tau mau jawab apa, rasanya cuma desahan pelan yang keluar dari mulutku.

Lalu tangannya masuk kedalam celanaku.

"Wah, kamu udah becek banget, Vi. Enak nih, licin!"

Tangannya berputar-putar di vaginaku, sesekali menyentuh klit. Aku mendesah agak keras saat jarinya menyentuh klit. Om menyadari itu, lalu dengan sengaja, dia mainkan jarinya di klitku sementara tangan satunya lagi memilin pentilku dengan cepat.

"Ahhh om.. U udah udahhh!!!"

Tapi gerakan jarinya makin cepat di klitku. Ku rasakan darahku mengalir sampai ke ubun-ubun. Aku ngga tau perasaan apa ini. Sangat aneh tapi enak sekali. Jarinya bergerak makin cepat dan ditekan semakin dalam. Sektika aku merasakan sesuatu yang aneh yang membuat seluruh tubuhku mengejang.

"Ahhh om!!! Apaan ini!!!"

"Nikmatin aja, Vi, ini pasti bakalan enak banget kok, percaya deh sama om!"

Ternyata benar, seketika itu tubuhku mengejang, kurasakan denyutan di klit dan diseluruh tubuhku.

"Ommm udah, udah!!! St stoppp!"

"Gimana? Enak kan?"

Aku ngga menjawab, seluruh tubuhku masih terasa ngilu.
Lalu om bangun dari tempat tidurku, dia berlutut diantara kedua kakiku. Diturunkan cdku perlahan. Toketku dan pentilku diciumi sambil melepaskan cdku.

Sekarang aku benar-benar telanjang di depan omku. Aku lihat dia berdiri dengan penis yang tegak. Dia memuji-muji tubuhku sambil mengocok penisnya. Vaginaku diusap-usap sambil sesekali memainkan klitku yang masih ngilu karena orgasme tadi. Lalu dia jilat-jilat vaginaku. Lidahnya masuk kedalam lubang vaginaku.

"Jangan!!! Jangan dimasukin om!! Plisss"

Tapi lidahnya terus masuk kedalam vaginaku, membuat sensasi geli dan enak, tapi aku juga takut. Takut kalo selaput daraku akan sobek karena jilatan itu. Lidah nya terus menari-nari di liang vaginaku. Sepertinya banyak sekali cairan yang aku keluarkan, tapi om ngga peduli, dia jilat habisss semua cairanku. Jarinya semakin menggila memainkan klit ku. Dan aku mendapatkan orgasme yang kedua.

"Ahh ommm, ahhhhhh uhhh"

Ngga ada lagi kata yang bisa kuucapkan selain desahan. Vaginaku berkedut hebat seiring detak jantung. Klitku terasa ngilu sekali.

"Vi, kalo kamu orgasme kaya tadi, bikin memek kamu makin lebar. Sini om kasi yang lebih enak lagi dibanding yang barusan!"

"Ja jangan om! Vi masih perawan, Vi ngga mauu!!! Ja jangannn om!!!"

Bersambung . . . .




3 tahun diperkosa - 3

Aku meronta sekuat tenaga.

PLAKKKK…!!!

Tamparan mendarat di pipiku. Ini lebih perih dari yang pertama.

Aku cuma bisa menangis, saat om menggesek-gesekkan penisnya di bibir vaginaku. Aku coba merapatkan paha namun sia-sia. Kalah tenaga.

Perlahan-lahan kepala penisnya menerobos bibir vaginaku.

"Ssss sa sakitttt ommm!!! Sakitttt!!!"
Om ngga peduli. Dia tetap mendorong penisnya. Ku cengkram lengannya kuat-kuat. Sedangkan tanga satunya lagi mencengkram sperei yang sudah berantakan.

Perih dan sakit sekali saat ujung penis itu masuk walaupun perlahan.

"Liat nih, Vi, kepala ****** om udah masuk!"

Aku ngga mempedulikannya. Aku cuma meringis menahan sakit.

Om masih berusaha memasukan penisnya, kulihat batang penisnya berlumuran darah namun ngga begitu banyak. Aku tau, itu darah perawanku. Air mataku mengalir karena ku menyesali kenapa harus kehilangan keperawananku dengan cara seperti ini.

Penis om masuk semaik dalam. Kurasakan penisnya berhimpitan dengan tulang-tulang dalam vaginaku. Lalu penisnya digerakkan mundur perlahan, lalu bergerak maju, begitu seterusnya. Sungguh, aku ngga merasakan nikmat. Hanya sakit yang kurasakan.

"Uhh.. Sssaakittt ommm!! Pe pelannn pelllannn..."

Penisnya bergerak maju mundur, dan sesekali dia tegangkan penisnya sehingga membuatku mendesah lebih kencang. Kedua pentilku sambil dipelintir dengan tangannya dan penisnya bergerak maju mundur. Kali ini sedikit lebih cepat. Kulihat om mengeluarkan desahan yang semakin kencang. Dagunya terangkat dan matanya terpejam.

"Aaahh, Vi… Om mau keluar nih… Ahhhhh"

Aku mengerti kalau om sudah akan ejakulasi.

Dia cabut penisnya dan air mani bermuncratan ke perutku. Rasanya hangat. Om masih mengocok batang penisnya yang berlumuran darah.

"Aahhh Vi, memek kamu eennnnakkkk banget, peju om sampe keluar benyak banget kan tuhh… Coba kamu jilat peju om deh…"

Lalu om menuntun jariku, mencolek peju yang berlumuran diatas perutku.

"Coba buka mulutnya"

Jari ber-peju itu ditempel ke lidahku.

"Gimana rasanya?"

"Anehh om, ngga enak ah"

"Hahaha kamu nanti lama-lama bakal ketagihan loh! Dah sana kamu mandi. Sepreinya dicuci, tuh darah perawan kamu tumpah-tumpah. Inget ya, Vi, jangan bilang siapa-siapa. Kalo ngga, badan kamu yg bagus ini bakalan kena sundut rokok, mungkin juga lebih dari itu."

Aku cuma diam.
Saat itu cuma ada dendam terhadap om ku.

Begitulah setiap harinya, hampir setiap malam kalau tante dan Dipo ngga ada dirumah, aku jadi budak napsu om bejat itu. Permintaannya pun semakin aneh-aneh. Kadang dia ikat tangan ku dan menyumpal mulutku dengan celana dalam yg kupakai lalu badanku dilumuri lelehan coklat dan dia jilat seluruh badanku. Pernah pentilku dijepit dengan jepitan jemuran dan lubang vaginaku dimasukkan vibrator selama 3 jam, lalu aku disuruh melakukan tarian erotis.

Salah satunya kejadiannya seperti ini...

Suatu hari tante ada keperluan di luar kota selama 3 hari. Di rumah hanya tinggal aku, om dan Dipo. Setiap malam selama 3 hari itu, om selalu menyelinap ke kamarku. Aku yang sedang tertidur tiba-tiba merasakan ada tangan yang menyelinap kebawah dasterku. Jari-jarinya masuk, dikocoknya g-spotku sampai aku orgasme. Aku memang ngga pernah memakai bra dan cd saat tidur jadi membuatnya semakin mudah saja. Ternyata om sudah menyiapkan 'peralatan' untuk menyiksaku. Dia telanjangi aku dan menyumpal mulutku dengan celana dalamnya. Lalu tanganku diikat ke teralis jendela. Kaki ku diikat ke ujung kaki tempat tidur sehingga tubuhku membentuk huruf X. Lalu om keluar kamar dan kembali dengan membawa plastik hitam. Dia mengeluarkan jepitan jemuran. Jepitan jemuran diarahkan ke pentilku.

"Jaangan om! Itu pasti sakit!! Ja….."

Suaraku terdengar tidak jelas karena disumpal

Jlepppp!!!!

Jepitan jemuran itu kini sudah menjepit pentil kiriku.

"Ahhhhhhh.. sakiiittt! Ampunn omm!!!!"

Jlepppp!!!

Kini pentil kananku juga dijepit dengan jepitan jemuran.

Dia tersenyum melihat ekspresiku yang kesakitan.

Rambutku dijambak dan diciumi sambil meremas-remas toketku yang menegang.

"Kamu udah jadi budakku! Kamu harus nurut!"

Sekarang dia meraih tas plastik hitam yang tadi dibawa.

Ada kain panjang berwarna hitam lalu dia lilitkan dikepalaku, menutupi mata.

Sekarang aku ngga bisa lihat apapun.

Lalu terdengar bunyi sesuatu yang dikeluarkan dari tas plastik. Aku ngga tau apa itu. Om cuma tertawa pelan.

Benda itu mengeluarkan suara getaran.

Zzzzzz zzzzz zzzzz

Ahh! Tidaaakk!! Itu pasti vibrator!

Kukerahkan tenaga ku untuk melepaskan tali yang mengikat dan tiba-tiba vibrator itu berada di bibir vagina. Bergetar di klitorisku, ditekan dengan kuat disitu dan akhirnya aku orgasme.

Om tertawa melihatku orgasme karena vibrator itu. Lalu dia masukkan kedalam vaginaku. Speednya pun bertambah makin cepat. Vaginaku dikocok dengan vibrator. Sensasinya memang luar biasa apalagi kalau dilakukan dengan cepat.

"Mmmmhhh!!! Mmmhhh!!"

Eranganku tidak terdengar jelas saat vibrator itu dicopot dan diletakkan di penjepit jemuran yang kini menjepit pentilku. Lalu dimasukkan lagi ke vaginaku.

Tak lama kemudian aku pun orgasme. Kakiku mengejang dan tubuhku ahirnya terkulai lemas. Namun om tetap membiarkan vibratornya didalam vaginaku

"Tenang Vi sayang, aku akan menaruh vibrator ini selama 5 jam di dalam memek kamu."

"Aahh!!! Ngga!!! Ngga mau!!! Dasar bajingan!!! Sialan!!!"

Walau suaraku tidak terdengar jelas, aku yakin om tau perkataanku.

Namun dia diam saja disampingku sambil meraba toketku.

Terdengar suara plastik diambil, sepertinya om mengambil sesuatu lagi didalam situ.

"Vi, aku masih punya 1 lagi nih!"

Ternyata masih ada 1 lagi vibrator. Lalu dia nyalakan dan dia tempelkan vibrator itu di penjepit jemuran yang kini menjepit pentilku.

Aku rasakan sensai geli dan sakit secara bersamaan.

"Gimana, Vi? Yang ini pasti lebih enak."

Tak lama kemudian aku orgasme hebat karena vibrator dalam vaginaku. Dan itu berlangsung selama 5 jam. Entah berapa orgasme yang kudapatkan, pastinya lebih dari 10 kali.

Sudah jam 5 subuh. Om melepaskan penutup mataku. Kulihat dia telanjang dengan penis yang tegak.

"Vi, om udah napsu banget dari 5 jam lalu waktu om siksa kamu. Sekarang gantian ****** om yang masuk situ yah."

Kontolnya dimasukkan maju mundur dengan gerakan cepat, dihentakkan dalam-dalam dan jarinya memainkan klitorisku. Aku pasrah karena tak ada lagi tenaga yang tersisa.

"Aahhh, Viiiii, om mau keluar nihhhh… Aaaahh…"

Lalu buru-buru dia cabut penisnya dan dilepaskan celana dalam yang menyumpal mulutku. Dia masukkan dalam-dalam penisnya yang berdenyut itu. Cairan hangat menyembur ke dalam kerongkonganku. Aku sampai tersedak karena banyak sekali peju yang dikeluarkan.

Ngga semuanya aku telan, ada yang aku keluarkan karena aku mual. Lalu om membasuh mukaku dengan pejunya yang tumpah dari mulutku.

Penisnya yang masih belepotan peju dilap ke toketku. Dia tersenyum puas. Puas karena sudah semalaman mengerjai aku.

"Makasih ya, Vi sayang…"
Lalu dilepaskan tali yang mengikat tangan dan kakiku. Setelah vibrator tsb diambil, dia pergi begitu saja dari kamar.

Dan kini sudah 3 tahun aku tinggal bersama mereka. Aku pun memutuskan untuk kuliah di Bandung. Kelakuan bejat om ku selama ini sepertinya tidak diketahui oleh tanteku. Om menyayangkan keputusanku untuk kuliah di Bandung. Dia bilang kalau aku memutuskan untuk kuliah di Jakarta, dia mau membantu biaya kuliahku. Cih! Aku tau betul maksud kata-katanya itu. Tapi keputusanku sudah bulat.

Kini aku kuliah di Bandung, di kampus incaranku. Kebetulan juga aku mendapat beasiswa disini. Hal-hal yang terjadi di masa lalu membuatku tegar dan menjadikan ku orang yang berbeda. Kini aku menjadi liar untuk urusan seks. Aku suka sekali menyiksa pasangan seksku. Mendengarkan jeritan dan melihat ekspresi ketakutan mereka membuatku semakin bergairah. Jadi, inilah aku yang sekarang…

Tamat




Adik ipar - 1

Waktu itu umurnya baru 26 tahun, sedangkan adik iparku berumur 18 tahun bernama Andini dan kami tinggal serumah dimana rumah yang kami tempati bertiga tidak begitu luas. Sehingga adik iparku tidur di ruangan yang agak terbuka.

Perlu diketahui bahwa adik iparku tumbuhnya kenyal dan kulitnya putih dengan ukuran bra 36, pada suatu malam sekitar jam 01.00 aku ingin kencing dan aku melihat adik iparnya tidur dengan telentang dengan kaki dengan kaki tekangkang, sehingga terlihat celana dalamnya yang berwarna pink dan belahan memeknya yang tebal.

Maka aku dengan panasaran kudekati tubuh adik iparku, dan pikiran kotorku mulai ingin menjamah gundukan daging yang terbelah.
Pertama kuraba celana dalamnya tepat dipermukaan memeknya, terasa olehku bahwa CD-nya agak lembab, kemudian kusingkapkan pinggir CD-nya denga hati-hati agar tidak terbangun.

maka terlihatlah gundukan daging yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang sangat mempesona sehingga kontolku yang besar dengan panjang 19 cm dan diameter 10 cm mengeras dan berdenyut-denyut.

Selanjutnya kubuka belahan memeknya pelan-pelan terlihatlah kelentitnya yang besar dan berwarna merah jambu mengkilap karena agak basah oleh cairan memeknya, kemudian pandanganku kualihkan ke lobang memeknya terlihatlah celah lobang yang sempit berwarna merah dan agak sedikit berlendir.

maka aku tak tahan lagi dan kucium belahan memek yang aduh hai itu dan kujilati dari ujung kelentitnya sampai ke lubang memeknya, saking nafsunya tanpa kusadari bahwa adik iparku terbangun dan agak kaget melihat aku menjilati memeknya, maka dengan suara sedikit binggung dia bertanya : Sedanga ngapain kak ?. Kok jilatin tempik Dini, kan bau.

Aku sangat kaget dan menjawab apa adanya ; Maaf . . . kakak ingin nggak tahan waku lihat belahan memekmu yang tekangkang dan mukung.

Tapi kak . . . tanti mbak bangun . . . kita bisa kena marah dan aku diusir. Tenang, mbakmu kalau tidur susah untuk bangun, apalagi sekarang sudah jam 01:20 malam, asal kamu jangan menolak dan berteriak.

Ahhhh . . kakak ini, sebenarnya aku sudah dari tadi merasakan memeku ada yang mengelus dan menjilati, tapi aku rasakan antara sadar dan tidak. Gimana . . . . . dik rasanya, enak nggak ?. Nggak tahu . . . ahhhhh, tapi kayaknya geli-geli nikmat, soalnya memekku rasanya basah. Kalau gitu buka aja yaa CD-nya ?.

Biar kakak jilatin tempik adik sampai teler. Tapi . . kak kan bau . . . . . . . . . . . . Justru bau memek itulah yang buat kontol kakak ngaceng nggak karuan, kalau nggak percaya lihat ini . . . . . . kakak punya tongkat dewa !!!. Sambil kubuka CD-ku dan kedekatkan kontolku yang sudah tegang ketangannya.

Waoww . . . Kak besar sekaliiiiiiiii, nikmat mungkin yaa kak kalau dimasukan ke lubang memek Dini ?. Tanpa banyak komentar dan secara otomatis kami berdua sudah dalam posisi 69, terlihatlah olehku kelentit dan lubang tempik adik iparku serta baunya yang merangsang. Dan agak sedikit malu-malu kontolku diciuminya, kemudian dimasukan kedalam mulutnya secara pelan-pelan.

Waduuuuuh . . . . nikmatnya, kusuruh dia mengulum lebih dalam lagi. Maka dengan penuh nafsu adiku mengulum dan memaju mundurkan kontolku dalam mulutnya, sedangkan aku sibut menjilati kelentit dan lubang tempiknya yang semakin banyak mengeluarkan lendir yang berbau khas dan merangsang.

Aduuuuh Kak . . . teusss, teruuuuus kak, nikmat sekali, rasanya ingin kencing kak, nggak apa-apa yaaa kalau adik kencingkan di mulut kakak ?. Waoooow . . . . kak, kocok terus kak, aduuuuuuh nikmatnya, mainkan kak kelentitnya . . terusss . . . teruuuuussss, teruuuuuuuuuuuuuusssssss, kaaaaaaakkkkk, aduh nggak tahan kak ingin keluar . . .. creeett . . . creeettttttt . . . creetttttt.

adiku sudah orgasme dan terlihatlah olehnya cairan kental berwarna bening mengalir dari lubang tempiknya begitu banyak, sampai membsahi hidung dan mukaku.

Kujilati seluruh lendir bening yang keluar dari lubang tempik sampai bersih, adikupun mendesah-desah seperti orang kepedesan.

Sambil mendesah-desah dia mempercepat kulumananya, sehingga kontolku keluar amsuk di mulutnya tanpa aturan, aduuuuuuuuuh nikmat sehingga kontolku yang besar panjang berdenut-denyut.

Teruuuuuussss . . . dik, aduuuuuuuuh dik nikmaynya, kakak rasanya ingin keluar . . . . waooowww dik alangkah nikmatnya, teussssss, terussssssssss, aduuuuuuuh . . . . croooot, crooootttt, croooooooootttttt, air maniku menyembur di mulutnya.

Gleeeggg . . . . gleeegggggg . . . . sambil sedikit terpejam matanya adiku menelan air pejuhku, aduuuuh kak, agak pahit rasanya, tapi nikmat kak . . kaya nelan es krim cair yaaa ???.

Bersambung . . . .




Adik ipar - 2

Selanjutnya kami berdua duduk berhadapan sambil memandang barang kami masing-masing, kulihat tempik adiku begitu indah dan menggairahkan, maka aku berbaring di pangkuannya sambil menjilati belahan tempik adiku.

tercium aroma lendir memek yan keluar dari lubang tempiknya. Sedangkan adiku mengelus-ngelus kontolku yang sudah mulai mengecil, sekali-kali kontolku dimasukan kedalam mulutnya sambil dikocok.

Tak seberapa lama kulihat adiku mulai terangsang lagi . . . kurasakan cairan memeknya mulai keluar dan membasahi permukaan, sambil kucoleh lubang memeknya dan terlihat jariku penuh cairan memek.

kemudian jariku kujilati, adikupun tidak tinggal diam dimasukannya jarinya ke lubang memeknya, kemudian ditariknya terlihat banyak lendir yang menempel dijarinya dan dimasukan kemulutku, rasanya asin, asam dan gurih sehingga nafsuku bangkit kembali.

Dikocoknya kontolku dengan penuh perasaan dan sekali-kali dikulum dengan perasaan gereget, sehingga kontolku tegang kembali.

Kusuruh dia nungging, maka terlihatlah lubang memeknya yang basah dan berwarna merah, kuarahkan kepala kontolku ke lubang tempiknya secara perlahan-lahan.

Aduuuuh . . Kak pelan-pelan, agak sedikit pedih Kak . . . pelan-pelan kaaakkkk, waoowww Kak nikmat juga rasanya.

Kutekan kontolnku lebih dalam lagi, dia menggoyangkan pantatnya sambil mnahan sakit . . . teruuusss kak, pelan-pelan aja yaaa kaaakkkk. Aaahhhh . . . teruuuusssss Kak . . . . . sambil mainkan kelentitnya Kak . . . . aduuuuuuuhhhhh nikamatnya . . . waooowwwwwwww.

Terdengar suara kecrooooott, kecrooot bila kutarik dan kumasukan kontolku di lubang tempiknya, adiku semakin histeris, sambil memegang kasur dia goyangkan pinggulnya semakin cepat dan suara kecraaar, kecrooooot semakin keras.

Tak lama kemuadia . . . . aduuuuh kak aku nggak tahan lagi ingin keluar . . waooowww Kak hampir . . . aduuuuuh

Kak keluaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrr. Kulihat adiku terkulai lemas dan memeknya kursakan semakin licin, sehingga bahaku basah oleh cairan memeknya yang keluar sangat banyak.

Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan-desahan yang erotis pada saat adiku akan orgasme. Aduuuuuh dik . . . kakak ingin keluar . . . waouwww nikmatnya . . . . . .. Jangan dicabut Kak, keluarin aja di memek Dini, keluaaaaariiin Kak, cepat Kaaaakkk, tak lama kemudian . . . . croott . . . . crooooott . . croooooooooottttttttttttt.

air maniku meyembur di lubang tempik adiku . . . . waouwww Kak hangatnya tempiku Kak . . nikamat sekali Kak, jangan dicabut dulu kak biarin kontol kakak berendam di tempiku.

Setelah kontolku mengecil, maka siujang keluar secara otomatis dari lubang tempik adiku, dan adiku tersenyum puas sambil mengulum kontolku yang gelepotan cairan memek dan pejuhku, dia sangat menikmati, sehingga kontolku dikulumnya sampai bersih. Dik apakah sebelumnya adik pernah ngewe ?.

Belum Kak, ini pengalaman pertama memek Dini dimasukin kontol, besar panjang lagi sehingga waktu pertama tadi tempik Dini rasanya pedih.

Tapi . . . Kak, Dini sering juga masukin jari ke lubang memek . . . terutama kalau lagi mandi atau malam hari yang sepi . . . sampai keluar lendir dari tempik Dini, tapi tidak senikmat kalau dimasukin kontol . . yaaaa Kak ??.

Tentu saya Din . . . jari kan kecil, sedangkan kontol kan besar dan hangat. Iyaaaa . . yaa Kak, tadi juga Dini rasanya nggak bisa bernafas waktu pertama kali kontol kakak masuk ke lubang memek Dini. Din . . . . lain kali kita main dengan gaya posisi yang berbeda yaa ??. Tapi Kak . . .

Dini takut hamil kalau pejuh kakak masuk ke lubang memek, tapi gimana yaaa . . . soalnya rasanya hangat dan nikmat, sambil Dini mencium dan mengulum kontolku lagi. Kak . . . . apakah Kakak nggak jijik jilatin tempik Dini . . . kan bau Kak ?.

Siapa bilang bau, orang nikmat gitu !!!! Sambil tertawa adiku memakai pakaian dan bersiap untuk tidur lagi dan akupun berpakaian kemudian ku tinggalkan adiku yang sudah tidur dengan penuh kepuasan.

Untuk selanjutnya setiap ada kesempatan kami selalu gunakan untuk bermesraan dan ngewe, baik dirumah maupun di luar rumah.

Tamat




Adik iparku Liza

Usiaku sudah hampir mencapai kepala tiga, ya... sekitar 2 tahunan lagi lah. Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati suaminya akibat penyakit yang dideritanya. Dari itu istriku berharap aku tinggal di rumah supaya kami tetap berkumpul sebagai keluarga tidak terpisah. Di rumah itu kami tinggal 6 orang, ironisnya hanya aku dan anak laki-lakiku yang berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di rumah tersebut, lainnya cewek.

Jadi... begini nih ceritanya.

Awal September lalu aku tidak berkerja lagi karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.

Pagi sekitar pukul 8 wib, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada disamping, ah... mungkin lagi di beranda cetusku dalam hati.

Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya. Oh... ternyata dia bersama tantenya Liza yang tak lain adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana.

Liza mengganti celana anakku, "Kemana mamanya, Za...?" tanyaku. "Lagi ke pasar Bang"jawabnya "Emang gak diberi tau, ya?"timpalnya lagi. Aku melihat Liza pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku.

"Kenapa kamu"tanyaku heran "Anu bang..."sambil melihat kembali ke bawah.

"Oh... maaf ya, Za"terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm... tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana.

Anehnya, Liza hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir "Abis tempur ya, Bang. Mau dong..."katanya tanpa ragu "Haaa..." Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.

Dua hari setelah mengingat pernyataan Liza kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang bergaul.

Ah... masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana gak aku sia-siakan, Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron Luna Maya. Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya.

Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah. Hanya aku dan Liza di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan saluran air aku berpapasan dengan Liza yang baru selesai mandi.

Wow, dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu.

Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor. "Siapa?"tanyaku "Duhhhh... kan cuma kita berdua di rumah ini, bang"jawabnya.

"Oh iya, ada apa, Za...?"tanyaku lagi
"Bang, lampu di kamar aku mati tuh"
"Cepatan dong!!"
"Oo... iya, bentar ya" balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Liza.

Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud. "Za, kamu pegangin nih kursi ya?" perintahku
"OK, bang" balasnya.
"Kok kamu belum pake baju?"tanyaku heran.
"Abisnya agak gelap, bang"
"ooo...!?"

Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Liza. Dan... braaak aku jatuh ke ranjang, aku menghimpit Liza.

"Ou...ou..."apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka. "Maaf, Za"
"Gak apa-apa bang"

Anehnya Liza tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang.

Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami,
dengan berani kucium bibirnya, Liza hanya terdiam dan tidak membalas.
"Kok kamu diam?"
"Ehmm... malu, Bang"

Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Liza mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. Gunung kembar miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.
"Ouhh... sakit, Bang. Tapi enak kok"

"Za... tubuh kamu bagus sekali, sayang... ouhmmm" Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Liza tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.

Sungguh indah dan harum memeknya Liza, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangkin geramnya aku.

"Adauuu.... sakiiit" tentu saja ia melonjak kesakitan.
"Oh, maaf Za"
"Jangan seperti itu dong" merintih ia
"Ayo lanjutin lagi" pintanya
"Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang" aturnya kemudian

Tubuhku kini terlentang pasrah. Liza langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.

"Ohhh... Za, enak kali sayang, ah...?" kalau yang ini entah ia pelajari
dari mana, masa bodo ahh...!!
"Duh, gede amat barang mu, Bang"
"Ohhh...."
"Bang, Liza sudah tidak tahan, nih... masukin kontol mu, ya Bang"

"Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan" Liza kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang memeknya. semula agak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit gampang masuknya.

"Ouuu...ahhhhh...." blessss... seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Liza.

"Aduuuh, Baaaang..... akhhhhh" Liza mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payudaranya.

Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya. Liza semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.
"Akhhhh... aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih. Ahhh... ahhh... ouhhh"

"Jangan dulu Za, tahan ya bentar" hanya sekali balik kini aku sudah berada diatas tubuh Liza, genjotan demi genjotan kulesakkan ke memeknya. Liza terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.

"Ampuuuun... ahhhh... ahhhh... trus, Bang"
"Baaang... goyangnya cepatin lagi, ahhhh... dah mau keluar nih"
Liza tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.

"Oughhhhh... abang juga mau keluar, Za" kugoyang semakin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Liza membana di ruang kamar.

Erangang panjang kami sudah mulai menampakan akhir pertandingan ini.
"Akkhhhhhh..... ouughhhhh.... ouhhhhhh"
"Enak, Baaaangg...."

"Iya sayang.... ehmmmmmm" kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Liza dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.

"mmmmmmuaaachhhhh..." dikecupnya kontolku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.

Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapu Liza siap dan dimanapun aku siap.

TAMAT




Minggu, 26 Januari 2014

Adik iparku Novi

Aku masih ingat pada waktu itu tanggal 2 Maret 1998, aku mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada saat adik iparku sebut saja Novi memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, aku dengan setia menunggu di ruang lobi perusahaan tersebut.

Satu setengah jam sudah aku menunggu selesainya Novi mengerjakan test tersebut hingga jam menunjukkan pukul 11 siang, Novi mulai keluar dari ruangan dan menuju lobi. Aku tanya apakah Novi bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, Bisa mas...

Kalau begitu mari kita pulang pintaku. E... sebelum pulang kita makan dulu, kamu kan lapar Novi. Kemudian Novi menggangguk. Setelah beberapa saat Novi merasa badannya agak lemas, dia bilang, Mas mungkin aku masuk angin nich, habis aku kecapekan belajar sih tadi malam.

Aku bingung harus berbuat apa, lantas aku tanya biasanya diapakan atau minum obat apa, lantas dia bilang, Biasanya dikerokin mas... Wah... gimana yach... kataku. Oke kalau begitu sekarang kita cari losmen yach untuk ngerokin kamu... Novi hanya mengangguk saja.

Lantas aku dan Novi mencari losmen sambil membeli minyak kayu putih untuk kerokan. Kebetulan ada losmen sederhana, itulah yang kupilih. Setelah pesan kamar, aku dan Novi masuk ke kamar 11 di ruang atas.

Terus gimana cara mas untuk ngerokin kamu Nov, tanyaku. Tanpa malu-malu dia lantas tiduran di kasur, sebab si Novi sudah menganggapku seperti kakak kandungnya. Aku pun segera menghampirinya. Sini dong mas kerokin...

Dan astaga si Novi buka bajunya, yang kelihatan BH-nya saja, jelas kelihatan putih dan payudaranya padat berisi. Lantas si Novi tengkurap dan aku mulai untuk menggosokkan minyak kayu puih ke punggungnya dan mulai mengeroki punggungnya.

Hanya beberapa kerokan saja... Novi bilang, Entar mas... BH-ku aku lepas sekalian yach... entar mengganggu mas ngerokin aku. Dan aku terbelalak... betapa besar payudaranya dan putingnya masih memerah, sebab dia kan masih perawan.

Tanpa malu-malu aku lanjutkan untuk mengeroki punggungnya. Setelah selesai semua aku bilang, Sudah Nov... sudah selesai. Tanpa kusadari Novi membalikkan badannya dengan telentang. Sekarang bagian dadaku mas tolong dikerik sekalian.

Aku senang bukan main. Jelas buah dadanya yang ranum padat itu tersentuh tanganku. Aku berkali-kali berkata, Maaf dik yach... aku nggak sengaja kok... Nggak apa-apa mas... teruskan saja.

Hampir selesai kerokan dadanya, aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku pegang payudaranya, aku elus-elus. Si Novi hanya diam dan memejamkan matanya... lantas aku ciumi buah dadanya dan kumainkan pentilnya.

Novi mendesis, Mas... mas... ahhahahahh... Terus aku kulum putingnya, tanganku pun nggak mau ketinggalan bergerilnya di vaginanya. Pertama dia mengibaskan tanganku dia bilang, Jangan mas... jangan mas... Tapi aku nggak peduli... terus saja aku masukkan tanganku ke CD-nya, ternyata vaginanya sudah basah sekali.
Lantas tanpa diperintah oleh Novi aku buka rok dan CD-nya, dia hanya memejamkan matanya dan berkata pelan, Yach mas... Kini Novi sudah telanjang bulat tak pakai apa-apa lagi, wah... putih mulus, bulunya masih jarang maklum dia baru umur 20 tahun tamat SMA. Lantas aku mulai menciumi vaginanya yang basah dan menjilati vaginanya sampai aku mainkan kelentitnya, dia mengerang keenakan, Mas... ahh... uaa... uaa... mas...

Dan mendesis-desis kegirangan, tangan Novi sudah gatal ingin pegang penisku saja. Lantas aku berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung saja Novi memegang penisku dan mengocok penisku. Aku suruh dia untuk mengulum, dia nggak mau, Nggak mas jijik... tuh, nggak ah... Novi nggak mau.

Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. Jilatin saja coba... pintaku. Lantas Novi menjilati penisku, lama-kelamaan dia mau untuk mengulum penisku, tapi pas pertama dia kulum penisku, dia mau muntah Huk.. huk... aku mau muntah mas, habis penisnya besar dan panjang... nggak muat tuh mulutku. katanya.

Isep lagi saja Nov... Lantas dia mulai mengulum lagi dan aku menggerayangi vaginanya yang basah. Lantas aku rentangkan badan Novi.

Rasanya penisku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Novi. Novi... mas masukkan yah.. penis mas ke vaginamu, kataku. Novi bilang, Jangan mas... aku kan masih perawan. katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya.

Dia merasakan ada benda tumpul menempel di vaginanya, Mas... mas... jangan... Aku nggak peduli, terus kugesekkan penisku ke vaginanya, lama-kelamaan aku mencoba untuk memasukkan penisku ke vaginanya. Slep... Novi menjerit, Ahk... mas... jangan...

Aku tetap saja meneruskan makin kusodok dan slep... bles... Novi menggeliat-geliat dan meringis menahan sakitnya, Mas... mas... sakit tuh... mas... jangan... Lalu Novi menangis, Mas... jangan dong... Aku sudah nggak memperdulikan lagi, sudah terlanjur masuk penisku itu.

Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. Ah... mas... ah.. mas... Rupanya Novi sudah merasakan enak dan meringis-ringis kesenangan. Mas... Aku terus dengan cepatnya menggenjot penisku maju mundur. Mas.. mas... Dan aku merasakan vagina Novi mengeluarkan cairan.

Rupanya dia sudah klimaks, tapi aku belum. Aku mempercepat genjotanku. Terus mas... terus mas... lebih cepat lagi... pinta Novi. Tak lama aku merasakan penisku hampir mengeluarkan mani, aku cabut penisku (takut hamil sih) dan aku suruh untuk Novi mengisapnya. Novi mengulum lagi dan terus mengulum ke atas ke bawah. Hem... hem... enak... mas...

Aku bilang, Terus Nov... aku mau keluar nich... Novi mempercepat kulumnya dan... cret... cret... maniku muncrat ke mulut Novi. Novi segera mencabut penisku dari mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan rambutnya. Ah... ah... Novi... maafkan mas... yach... aku khilaf Nov... maaf... yach!

Nggak apa-apa mas... semuanya sudah terlanjur kok mas... Lantas Novi bersandar di pangkuanku. Kuciumi lagi Novi dengan penuh kesayangan hingga akhirnya aku dan Novi pulang dan setelah itu aku pun masih menanam cinta diam-diam dengan Novi kalau istriku pas tidak ada di rumah.

Novi... Novi... Novi sayangku, terima kasih.

Tamat




Adik iparku ternoda - 1

Dul adalah seorang lelaki berumur 34 tahun, dengan posisi di pekerjaan yang menjamin dia dan keluarganya berkehidupan sangat layak.

Dul mempunyai seorang istri yang lebih dari cukup untuk memenuhi standart ibu yang baik untuk anak2nya dan bagai pelacur yang memuaskannya di tempat tidur.

Semua ia miliki untuk usianya,namun tak seorangpun yang menyadari bahwa Dul selalu terobsesi dengan Maya adik iparnya sendiri yang tinggal di depan rumahnya bersama suami dan anaknya.
Maya adalah wanita berkulit putih bersih berusia setahun lebih muda dari istrinya. Perasaan itu tidak pernah ada sewaktu dul pacaran dgn istrinya, tapi akhir2 ini bayangan adik iparnya itu terus menari2 dalam benaknya.

Beberapa kali sewaktu berhubungan seks dengan istrinya ia selalu membayangkan sedang menggauli adik iparnya itu, hal itu sedikit menghibur dirinya, bagaimanapun kakak tidak jauh2 berbeda dengan adik begitu pikirnya.

Hari sabtu pagi ini Dul berencana bangun sesiang-siangnya,pekerjaan seminggu lalu sungguh menyita pikirannya,bangun siang dan bermalasan satu hari penuh ..tiba-tiba istrinya membangunkannya dan mengingatkan bila mereka harus menghadiri pernikahan kerabat di kota lain yg jaraknya 150an kilo dari pagar rumahnya..hal itu benar-benar menjengkelkannya.

“ayo dong pah…kan kita sudah janji nih…” rengek istrinya “aduh pusing banget nih ..takut ga bisa nyetir jauh” kata dul sambil mengernyitkan wajahnya

‘aah alesan .. selalu gitu deh’ kata istrinya bersungut-sungut, tepat ketika Dul hendak membuka mulutnya untuk membela diri, telpon rumahnya berdering keras sekali.

“sudah ..pokoknya aku gak mau tau, selesai aku angkat telepon , papa harus siap ke kamar mandi” sembur istrinya dengan suara melengking .

“aaarrggh” erang Dul.. “Tuhan tidak adil, aku hanya meminta satu hari khusus untuk diriku, satu hari tidur sepanjang siang, Tuhan maha adil? Beuh !” gumamnya dalam hati..

“Pah..pah” panggil istrinya dari ruang tamu..”iya..iya ..ini juga udah mandi” teriaknya dari kamar mandi sambil mengguyur tubuhnya dengan air sedingin es, matanya terbelalak ketika mendengar istrinya berkata .

“Pah..ga usah mandi, lanjutin deh tidurnya, aku dan anak-anak akan ikut ibuku, beliau sudah charter bus

” Tuhan hari ini membuktikan ketidak adilannya dua kali , dirinya sudah terguyur air sedingin es dan diminta kembali ke ranjangnya….

”peduli setan “ desisnya , dengan cepat disambarnya handuk dan secepat angin ia memakai baju tidurnya dan masuk ke dalam selimut hangatnya kembali.

Entah berapa lama ia tertidur sampai akhirnya ia terbangun ketika suara bel rumahnya berdentang2, dengan sumpah serapah ia melangkah ke pintu dan membuka, ternyata Anto suami adik iparnya berdiri sambil menggendong anak semata wayangnya, mau apa anak beranak monster ini kemari pikirnya sambil mencoba tersenyum,

“Hey Bang, sorry , gini , aku mau nitip kunci, aku dan rio kerumah neneknya, Karena Maya belum pulang dari lari2 paginya jadi biar nanti dia menyusul dengan taxi saja, ini kunci rumah titip ya, makasih baaaanng ” kata Anto sambil menyerahkan kunci dan berlalu tanpa menunggu jawaban Dul yang sedang ternganga.

“Tuhan tiga kali hari ini Kau menghancurkan sabtu pagiku yang berharga” desisnya..

Dul benar-benar tidak bias tidur sejak itu, dengan gontai dinyalakan TVnya hanya ada layar biru berpendar2 dan tulisan hubungi Costumer Service TV Kabel anda untuk menyelesaikan pembayaran bulan ini

“Mengapaaaaa????” lengkingnya menyedihkan.. Dengan gontai dibukanya pintu rumahnya tujuannya hanya satu , bermalas-malasan dirumah adik iparnya,sekaligus membalas dendam dengan menghabiskan persediaan bir Anto di kulkas.

“Aah ide yang sangat bagus”

Tak lama kemudian Dul telah berada diruang tengah keluarga adik iparnya itu, dipandang sekitar selama beberap detik sebelum menyerbu ke pintu kulkas untuk meneguk bir dingin disana “Hmm tidak terlalu jelek ” pikirnya sambil merebahkan pantatnya ke sofa empuk di depan tv.

matanya memutari keadaan dirumah itu sebelum berhenti di foto keluarga Maya yang tergantung di dinding,pengaruh sedikit alcohol membuatnya sedikit terangsang ketika ia memandangi foto Maya ,” dengan kulit yang putih bersih , badan yang padat dan payudara yang membusung dan bibirnya yang, Ah… aku terangsang sekali, seharusnya aku bisa menikmati tubuh itu juga…”

Ditepisnya bayangan itu, lalu ia beranjak dari ruang tengah ia memasuki ruang tidur, direbahkan tubuhnya ke ranjang empuk disana
“hmmm disini Maya tidur dan bercinta” dielusnya sprei halus sambil membayangkan Maya tanpa pakaian sehelaipun ditubuhnya terayun-ayun disetubuhi oleh suaminya, Dul semakin ereksi , dibongkarnya lemari pakaian dan ia mendapati beberapa celana dalam halus milik Maya, dan sepertinya salah satunya tidak tercuci, dihirupnya kain ditangannya.

aroma tubuh Maya menyeruak memasuki hidung dan menetap dikepalanya, “sungguh bau dari genital wanita” gumamnya parau , di jilatnya celana dalam itu tepat ditengah yang diperkirakan Dul adalah tempat kain itu bersentuhan langsung dengan Vagina Maya.

Penisnya semakin keras, kemudian ia membuka celana pendeknya dan mengeluskan celana dalam itu ke kepala penisnya ,sungguh fantasi yang sangat menyenangkan Dul, semua cairan bening di oleskannnya ke celana dalam itu..

“Aah ..aku bisa gila kalau begini, ” bayangan dirinya sedang bermasturbasi dengan celana dalam itu sangat menggelikan , lalu ia memutuskan untuk membatalkan niatnya menumpahkan spermanya disana. .

Dul kembali ke ruang tengah tepat ketika pagar depan terbuka , “Maya datang..!!” penisnya mengecil kembali ke ukuran biasa sewaktu ia menyapa Maya.

“hai May, sorry aku masuk kedalam, dirumah tadi ,Anto nitip kunci dan aku mau numpang nonton TV disini”
“Ow Bang , ga papa, sekalian temenin bentar ya , aku mo beres-beres bentar lalu mandi dulu dan nyusul Anto ke rumah ibunya” kata Maya riang.

Dul menatap mata Maya yang indah, mata yang ia kagumi semenjak ia berkenalan dengan kakaknya Maya, wajah yang merona terkena matahari , dan keringat pada kaos putih olahraga itu , membuat kaos melekat ditubuhnya dengan sempurna, dengan tinggi 164 /49 dan ukuran buah dada 34D maya lebih menyerupai dewi sex untuk Dul saat itu,

Ketika Maya melewati Dul , dul menarik nafas mencoba menghirup aroma badan Maya yang sedang berkeringat segar, “Aduh baunya alami sekali…ya Tuhan ” Dul lalu mengikuti Maya kebelakang rumah,sambil menyambar beberapa kaleng bir .

Bersambung . . .  .




Adik iparku ternoda - 2

“Hm , hari ini ..bagaimana caranya aku harus berhasil menyentuh tubuhnya…bantu aku setaan” pikir Dul,
Sambil mengawasi Maya yang sedang melakukan beberapa kegiatan beres2, Dul mencari-cari cara terbaik.
Maya tampaknya kesulitan ketika akan menjangkau peralatan diatas lemari , Dul tersenyum licik..”gotcha” Maya melirik memelas kepadanya “Bang, Ambilin kursi dong”

“May, ga usah pakai kursi sini deh.... ” lalu Dul melingkarkan tangannya dipantat Maya dan mengangkat tubuh Maya keatas, dengan posisi seperti itu, wajah Dul berhadapan langsung dengan perut Maya sementara tangannya menopang pantatnya “EEEeeh kok digendong sih” seru Maya panik.

“Udah cepetan ambil..berat nih” kata Dul jujur, ketika tangan Maya mencoba meraih barang2 diatas.

Dibawah Dul sedang mensyukuri apa yang terjadi pagi ini, wajahnya menempel ketat di perut Maya, dahinya bersentuhan dengan bagian bawah payudara adik iparnya, lalu dengan pelan di geserkan mulutnya kesamping kiri dan kanan ,

“aww jangan gerak2 kepalanya Bang, geli tau” teriak maya, “udah , cepetaaan ” kata Dul sambil membathin “jangan cepat2 pleaseee…ini hanya awal” posisi sekarang ini membuat penis dul mengeras kembali ,dengan payudara dikepala dan perut diwajah ia merasa sedang menyetubuhi adik iparnya.

Tepat waktu Maya mengangkat kedua belah tangannya , kaos putih itu ikut tertarik dan kulit putih bersih itu bersentuhan dengan bibir Dul, “Ooh Tuhan kutarik , keluhanku hari ini” desis Dul dalam hati,

Dijilatnya sedikit perut itu seakan itu tidak sengaja, Dul merasa penisnya sudah sangat mengeras, ia terhanyut oleh khayalannya sendiri, otaknya tak sanggup menalar norma,nafasnya kian memburu, lalu dilepaskan pegangan tangannya , dan seketika tubuh Maya meluncur kebawah,

“Aaw , gimana sih bang, kok dilepas” seru Maya kaget, wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah Dul,
“May dengar, aku mau bicara , beri aku 5 menit untuk bicara jujur.. bila kamu ga suka, kamu hanya perlu bilang dan aku pulang, ok?” kata Dul dengan terbata2.

Maya mengangguk bingung dan Dul langsung menyambung “ aku sangat suka ke kamu sejak kamu remaja, sejak aku kenal kamu , aku suka kamu sekarang dan kapanpun, aku mencintaimu,aku ingin hatimu.. terserah kamu mau bilang apa… yang jelas aku bisa mengatakan ini langsung ke kamu sudah cukup bagiku,… aku ga mau kamu berubah sikap ke aku setelah ini… tapi aku hanya ingin kalau kamu tau ,kalau aku cinta kamu” Dul mengatakan dengan sungguh2 , bahkan ia heran dengan dirinya bisa mengatakan hal jujur ini ke adik iparnya,

“Boleh aku lanjutkan may?” kata Dul sambil menyentuh wajah adik iparnya,
Maya memundurkan wajahnya sedikit, mencoba mencerna omongan Dul tadi, tak pernah terpikirkan hal seperti ini akan terjadi.
“Boleh aku lanjutkan May” ulang Dul, kemudian Maya mengangguk pelan ,
“Dari semua yang ingin kulakukan , tidak ada yang bisa melebihi ini..

” Dul kemudian memeluk Maya pelan, Maya berundur kebelakang sedikit namun tertahan tembok, Lalu Dul mengendurkan pelukannya dan ia mengecup pipi adik iparnya itu, Maya menutup matanya ketika Dul melakukan itu, sedikit kecemasan mulai menyelimutinya,

Dul kemudian menarik bibirnya dari pipi adik iparnya dan memandang Mata Maya, “ini saatnya Dul ..Ayo !!” bisikan entah darimana berdesir di kupingnya.

Kemudian Dul menyentuhkan bibirnya ke bibir sensual adik iparnya itu, “Ya Tuhan , aku melakukannya” kata Dul dalam hati, tidak ada reaksi dari Maya, lalu Dul mulai menghisap bibir bawah adik iparnya pelan, Maya merasa sangat bingung dan penasaran , apa yang terjadi dengan kakak iparnya ini,

“Hhmmp sudah Bang” kata maya pelan, tetapi justru ketika ia membuka bibirnya , lidah Dul menerobos masuk , menari-nari di permukaan lidahnya, mengusik ujung lidahnya, selang 2 detik iapun membalas lidah itu,

Begitu Lidah maya keluar dari mulutnya , Dul seketka menghisap lidah Maya pelan dan teratur, Maya mulai merasa dirinya lemas, semua yang ada di otaknya mulai tertutup sesuatu,.

Dul menyandarkan Maya ditembok, lalu dengan pelan ia terus menjilati dan menyedot lidah maya, “OOH maya , kau milikuu” pikir Dul liar, Tangan Dul mulai meraba perut Maya , disibakkannya kaos putih basah itu keatas, di raba pelan gundukan payudara kencang itu,

Kemudian Dul menekan pelan bahu Maya sampai adik iparnya itu terduduk dilantai , dengan terus menciumi bibir Maya , Dul membaringkan Maya di lantai belakang rumah itu, kemudian ia melepas kaos maya keatas, Maya menggigil sewaktu Dul melakukan hal itu , ia berbisik pelan sewaktu Dul menciumi leher putihnya “Jangan bang Dul, sudah…”

Lidah dul menjelajahi leher maya, kemudian giliran telinga Maya , lubang bagian dalampun tak luput dari jilatannya, “ Adik iparku sayang, kutunjukkan betapa aku mencintaimu, betapa aku menginginkanmu” bathin Dul..

Lidah Dul merayapi leher kemudian ketiak Maya, seketika adik iparnya itu menggelinjang geli, “ouugh ” desis maya, nafasnya mulai memburu, “Ooh maya, aku ingin menghirup semua bau tubuhmu” bisiknya ketelinga Maya.

lalu Maya mengangguk pelan,seketika itu Dul melepas Bra Maya , sewaktu Dul melakukan itu, hatinya berdebar,berpacu dengan keringatnya yang menetes deras, dibelainya Paha Maya sambil mengusap pelan dari luar Vagina maya, dihentikannya sejenak kegiatan itu, “Ya Tuhan , Maya cantik sekali dan sekarang kamu miliku …” bathin Dul..

Maya tanpa bra jauh lebih membangkitkan kelelakian Dul, payudaranya yang indah itu menyembul begitu Bra terlepaskan, Dul langsung menjilati putting payudara itu bergantian kiri dan kanan , Tangan maya meraba punggung Dul pelan, lalu Dul memegang tangan itu dan mengarahkan ke penisnya.

Dul begitu leluasa, sejenak pikirannya melintas, “Kunodai kamu Maya, kunodai setiap senti tubuhmu , lihat saja..”
Kemudian Dul mulai menjilati perut Maya , sembari tangannya mengelus payudara maya, Lalu ia berdiri dan menanggalkan kaosnya sendiri, Maya yang terbuai dengan jilatan Dul mulai meremas penis Dul dari Luar,

Tak sabar Dul melolosi celana pendek maya, celana dalam hitam itu sangat sempurna di kulit perut dan pahanya yang putih, dengan rakus Dul menggigit dan menjilati vagina maya dari luar, kemudian ia segera membuka sedikit celana dalam itu dan lidahnya menyeruak masuk kedalam vagina Maya, “OOooh inilah aroma yang kuimpi2kan…ini aroma yang membuatku selalu membayangkan..inilah rasa vagina Maya , inilah rasa tubuh maya ”

Pinggul maya terangkat seirama lidah dan bibir Dul menjilat dan menghisap klitorisnya ,Mata maya menatap kepala Dul yang sedang bergerak-gerak liar di selangkangannya dengan sayu “Ya Tuhan , apa yang aku lakukan? aku tidak mau ,Tuhaan,aku tidak mauuu” jerit maya dalam hati, namun suara yang keluar adalah “Ooouuuh aaa uuuuh isshhi isssh issh” desis itu membuat Dul bersemangat,

Lalu setelah puas menjilati seluruh paha betis dan kaki maya , ia pun menanggalkan celananya, dan menatap tubuh adik ipar dibawah kakinya.

Bersambung . .  . .




Adik iparku ternoda - 3

“Kamu harus membayar hutangmu yang membuatku menunggu selama ini May, kamu harus kunodai seluruh tubuhmu” bathin Dul sambil mengarahkan penisnya ke mulut Maya,

Maya menggeleng sewaktu Dul menyentuhkan penisnya yang telah basah ujungnya ke bibirnya, namun Dul menekan kepalanya kearah dalam kemudian dengan menutup mata.

Maya mulai mengulum penis Dul yang mengeras itu,Dul benar2 terangsang melihat bibir maya mengulum penisnya , hatinya bagaikan dipenuhi oleh cinta, Mata maya yang indah itu menutup menambah sensasinya sewaktu mengulum penisnya,

“Ya hisap terus may, hisap Maya ! hisaplah kontolku yang kotor ini dengan bibirmu yang indah itu, ku kotori seluruh rongga mulutmu, seluruh lidah dan gigimu akan kusentuh dan kunodai dengan kontolku,

“ pekik Dul dalam hati , ketika maya mulai menghisap penisnya, Dul merasa cairan bening didalam saluran kencingnya sudah masuk ke mulut maya, lidah maya yang bermain dikepala penisnya membuat penis Dul sangat mengeras ia bahkan sewaktu tak pernah membayangkan maya sejauh ini, begitu lidah dan bibir maya menjilati buah zakar Dul , barulah dul tersadar… hatinya sangat puas, “bibirmu sudah ternoda sayang” bathin Dul..

“Sudah cukup, sekarang aku mau menodai tubuhmu “ desis Dul dalam hati sambil melepaskan penisnya dari mulut maya,
Lalu direntangkan paha Maya .

Maya merasa inilah saatnya harus stop, matanya terpejam mencoba berpikir, akal sehatnya harus kembali , dia tidak boleh meneruskan hali ini, dia tidak menghendakinya, Maya berpikir bagaimana bila ia berguling kesamping dan “ouuh..ouuuhh Ba-aang”

Penis Dul ternyata lebih cepat daripada otak Maya , penis Dul telah memasuki dirinya “ja-ngaan bang” bisik Maya tak berdaya,

Dul merasa kehangatan menyelimuti tubuhnya ketika ia memasukan semua penisnya kedalam vagina maya, seperti ada selimut kasat mata di punggungnya, hatinya merasa sangat bahagia melihat Maya, adik iparnya yang selama ini di impikannya menyatu dengan tubuhnya, betapa bahagia melihat penisnya keluar masuk ke vagina Maya,

“Mayaa, tidak suka? Panggil aku Dul saja jangan abang bila kamu ingin semua cepat berakhir” kata dul parau

Maya membuka matanya dan melihat lelaki yang dia hormati selama ini sedang terengah engah diatas tubuhnya “ i—iya Dul ..berhenti Duul” kata maya lirih sambil menutup mata.

Dul semakin terangsang ketika maya memanggil namanya, ia merasa seperti kekasih pada maya, di percepatnya gerakan pinggulnya,

“aahhs iihhs iisss issss issss” erang maya ia membuka kembali matanya , dan mendapati dirinya sedang terayun-ayun , ada sedikit gelombang kecil diperutnya, awal dari orgasme ! “aahh ahhh aaaah ” desisnya seirama dengan hentakan penis Dul didalam liang vaginanya.

Dul sangat terpesona dengan wajah adik iparnya itu, sangat seksi,kemudian ia jadi lepas kendali, “ Mayaaa, saayaangg…enaknya vaginamuuu, enaknya tubuhmu Maay..oohh ..kontolku enak may? Kontolku apa rasanya??? “ cerocos Dul, “apa May? Kontolku apa maaayyy???”

Maya merasa gelombang runtun itu menyebar dari vaginanya ke otot perutnya..dan otot2 kaki2nya..melewati syaraf punggungnya dan mulai menyerang kepalanya… pandangannya mengabur, nafasnya terasa pendek2 “enaak Duuull enaakk..kontolmu enaaakk” gelombang orgasme menerpa tubuhnya, wajahnya terasa tertiup hawa panas..

Demi mendengar suara maya berkata begitu Dul tidak dapat menahan lebih lama lagi , dipercepatnya gerakan pinggulnya dengan kasar,
“ooouuh maya…vaginamuuuuu milikuuuu” croooooott croooottttttt beberapa kali dul menumpahkan spermanya ke dalam vagina Maya , setiap semprotan dari penisnya selalu dibarengi oleh pikiran “kunodai Mayaaa…kunodai adik iparkuuu”

Kaki maya terlipat kaku di pinggang Dul sewaktu orgasme terakhir menerpanya dan Dul menanamkan penisnya dalam2…”maya terimalah spermakuuu…. kubasahi seluruh liangmuu ..sampailah spermaku ke rahim mu maayy” bathinnya

Ketika nafas keduanya mulai teratur, Dul melihat maya tersenyum sayu, mata indah itu membuat penisnya sedikit bergetar kembali,”Cukup” pikirnya ,”tubuhmu sudah ternodai, sudah kukotori ”

Dul bangkit dan memakai celana pendeknya , sambil berbisik ke Maya “sebentar may , jangan berpakaian dulu, aku harus kerumah untuk mengunci pintu nanti aku kembali”

Maya mengangguk lemah sambil tersenyum,Kemudian Dul segera melesat keruang makan, menyambar 2 kaleng bir dari kulkas, dan setengah berlari kerumahnya.

Didepan rumahnya sendiri ia membuka sekaleng bir, menenggaknya sekaligus dan melirik keatas sambil mengacungkan jempol ..” Tuhan .. you are the best “ sambil tersenyum bahagia.

Tamat




Adik iparku Vera

Cerita ini bermula dari suatu minggu siang ketika aku ke rumah mertuaku, saat itu rumah sepi hanya ada Vera adik iparku yang berusia 25 tahun, yang aku yakin dia juga memendam hasrat yang sama denganku, karena berulang ulang kulihat sorot matanya yang bergairah sambil memperlihatkan tubuhnya yang mulus dan susunya yang montok itu ketika dia ganti baju di depanku......

maka siang itu nekat aku ke rumah mertua yang aku tahu pasti sepi karena menghadiri pernikahan di Semarang,

ketika aku masuk ke dalam rumah kulihat Vera masih tiduran di kamar yang pintunya terbuka dan hanya mengenakan daster tipis. Ketika aku masuk kamar dan duduk di pinggir ranjang, dia masih asyik membaca koran minggu, dan tidak menghiraukan aku yang saat itu kontolku sudah ngaceng karena melihat dasternya tersingkap sampai ke batas paha. ahh, mulusnya....,

lalu sambil lalu kupegang pahanya mulai dari betis naik ke paha..., dengan takut takut kuelus elus pahanya, dan ketika kulihat dia masih juga asyik membaca ( pura pura membaca padahal sudah menunggu adegan selanjutnya, begitu katanya setelah kami selesai bercinta ), nekat kuciumi pahanya..., eh,

dia malah menggeliat sambil membuka kedua pahanya, nampaklah kini olehku celana dalam tipis warna hitam yang dulu kubelikan. aku masih terus menciumi pahanya sambil membuka risleting celanaku, sehingga aku juga hanya memakai celdam dengan ****** yang sudah sangat tegang meminta untuk segera dimasukkan ke liang senggama...,

dan ketika ciumanku sampai ke daerah vaginanya, vera mendesah... ssshhh..shhhh..., matanya merem melek, sambil kujilati sekitar paha sebelah dalam, tanganku bergerak memelorotkan celana dalamnya,

kini nampaklah olehku memek dengan rambut hitam pekat yang menebarkan aroma yang sangat merangsang..., jilatan dan ciuman aku teruskan, kusibak rambut yang menutupi liang vaginanya, vagina yang sudah basah kucium, kujilati kelentitnya.. dia semakin mendesah,

menggeliat geliat bagai cacing kepanasan.., sssshh.. ssshhhh...,, aduh masssss,.... terus... terus....., sambil terus mebuka lebar lebar kedua pahanya...., sementara tanganku tidak tinggal diam, tangan kiri naik keatas mencengkeram susunya yang ternyata tanpa mengenakan BH.....

tangan kananku kutusukkan pelan pelan ke dalam lubang memeknya yang benar benar sudah basah kuyup....., ssshhhh...shhh.. desahnya berulang ulang... ayo masssssss.... aku sudah tidak kuat lagi..... desahnya......
masukkan masssss... masukkan...., kontolku sudah sangat tegang.....

Akhirnya dengan sekali gerakan, kupelorotkan celdamku, lalu kusingkap daster yang masih menutupi sebelah atas tubuhnya...., ssssssshhhh.., ayolah masssss...sssshhhhh...., kini liang senggamanya dengan kontolku sudah berhadapan, tapi tidak langsung kumasukkan,

kusenggol senggol bibir vaginanya dengan ujung kontolku... hal ini semakin membuatnya mendesah desah... aduhhhhhh massssss....... tangannya memegang

kontolku, dituntunnya untuk memasuki lubang vaginanya..... dan ketika.... blesssssss... dia mendelik sambil menjerit kecil... ahhhhhhh..... segera kugenjot kontolku lebih

dalam lagi.... dan kutarik pelan pelan.. hal ini semakin membuatnya mendesah desah tidak karuan... ahhhhhh ahhhhhh... sssshhhhhh... terus... terus.........dan semakin cepat

gerakan kontolku, dia mengimbanginya dengan goyangan yang sangat luar biasa..... ternyata dia lebih liar dibandingkan isteriku, tubuhnya lebih montok, lebih mulus


Dengan vagina yang ditumbuhi rambut yang sangat lebat sehingga semakin menambah kenikmatanku dalam menyetubuhinya......setelah sekitar lima belas menit kugenjot kontolku...... dengan satu gerakan kasar, dan teriakan kecil... dia menjerit.... aduh massssssssss.... aku dapet nihhhh.. terus massssss... pahanya semakin kuat menjepit tubuhku.... dan......

ahhhhhhhhhhh......shhhhhhhhhhhh... sambil mencium bibirku, dengan napas yang memburu, dia mencapai klimaksnya..... hhmmmmmmhhhh....hmmmmmmmhhhhhh...... sambil kutekan kuat kuat kontolku di dalam vaginanya....... terasa cairan sperma yang menumpukpun sudah mau keluar....

akhirnya dengan satu kali genjotan yang kuat muncrat juga spermaku membasahi dinding senggamanya... ahhhhhhhhhhhhh..........., maka sejak saat itu, kami selalu mencuri curi kesempatan untuk melakukannya... dan hal itupun kami lakukan walau saat itu rumah lengkap dengan isteri dan anakku yang tidur di rumah mertua....

Tetapi kalau hasrat dan gairah sudah memuncak, Vera tidak dapat dikendalikan lagi... dia pasti menyusulku yang tidur di ruang tamu..... sungguh nikmatnya bercinta dengan adik ipar......

Tamat




Adik mama yang haus seks

perkenalkan nama saya darwis . saya sekarang sudah berumur 25 tahun. saya ingin bercerita tentang penyakit yang saya alami dari saya kecil sampai sekarang yaitu suka pada wanita yang jauh lebih tua umur nya dari pada saya. saya di lahirkan dari keluarga yang baik dan dari kecil sopan santun saya harus di jaga.

saya ada pengalaman pribadi yang saya alami pada waktu umur saya masih 13 tahun yaitu bercinta sama adik mama saya sendiri. itu terjadi secara tidak di rencanakan.

saat saya liburan sekolah saya maen ke rumah bibi saya yang jauh dari kota saya tinggal. saya datang sendiri karena mama saya sibuk dengan urusan bisnis ny.

pada saat saya sampai di desa ny yang gak terlalu sepi saya naik travel dan sesampai nya di terminal saya naek ojek ke rumah bibi saya maklum dari kecil saya sudah sering ke sini jadi udah gak canggung lagi sama jalan nya.

sesampai nya di rumah bibi saya, saya d sambut dengan wajah yang gembira karena selama ini bibi saya sudah menjanda di tinggal suami nya yang lari sama cewek lain.

dia tinggal seorang diri karena kedatangan saya dia sangat bahagia sekali karena ada yang menemani hari hari nya berjualan di warung nya.

saya langsung di suruh istirahat di kamar dan saya langsung saja ke kamar yang cuma satu ada d rumah itu. saya rebahan dan tertidur. pada saat saya bangun saya terkejut karena hari sudah malam dan saya bergegas ke kamar mandi ingin mandi.

tapi sampai di kamar mandi saya terkejut melihat pemandangan indah sekali bibi saya mandi tanpa sehelai benang pun karena pintu kamar mandi nya gak di kunci. tapi karena dia kaget atas kedatangan saya akhir nya pemandangan indah hilang seketika.

selesai bibi saya mandi saya pun mandi. tapi saya masih sempat masturbasi sambil membayangkan saya bercinta sama bibi saya.

selesai mandi kami pun bertemu di ruang makan karena saya malu dan bibi saya malu jadi kami hanya diam dan makan tanpa ada obrolan. baru lah pada saat kami nonton tv pembicaraan d mulai dengan tanya keadaan keluarga saya.

di depan tv bibi saya baringan d depan saya dengan posisi telungkup saya bisa lihat jelas lekukan tubuh tante saya yang masih montok biar pun sudah berumur 35 tahun.

saya menelan air ludah saya entah di sengaja atau tidak kedua kaki ny terbuka lebar dan terlihat warna celana dalam krem yang di pakai ny. dan kontol saya langsung tegangan tinggi.

otak saya terus berpikir bagaimana cara nya saya bisa menyentuh tubuh bibi saya tanpa dia tau maksud jelek otak kotor saya.

saya pun beranikan diri bertanya apakah tadi badan nya capek habis kerja seharian saya menawarkan diri untuk memijat badan nya dan dia mau aja atas tawaran saya...

saya pun mulai beraksi di mulai dari kaki nya saya urut dengan lembut dan saya menikmati nya. trus sudah lama d kaki saya beranikan naik k atas kaki tepat ny d paha karena dia sudah terlalu menikmati pijatan saya dia sudah tertidur saya gak tau apa benar tidur atau cuma pura2 tidur.

tangan saya mulai mengelus dan meraba sampai k pangkal paha dan menyentuh celana dalam ny. saya angkat lagi daster yang dia pakai ke atas sampai pas d pantat nya. saya semakin gila melihat pemandangan d depan mata saya yang mulus tanpa ada bekas luka.

saya coba panggil bibi saya dan ingin tau apa benar dia tertidur? saya goyang2kan badan nya sambil memanggil tapi gak ada jawaban say berpikir dia sudah tertidur lelap.

tanpa buang waktu lidah saya pun beraksi tepat d pangkal paha nya sambil mengusap2 memek ny yang tembem bersih tanpa ada bulu.

saya buka pelan2 celana dalam nya dan saya juga buka pakaian saya sampai saya benar2 bugil.saya teruskan permainan lidah saya tepat d memek nya.

saya isap itil nya dalam2 sampai terdengar suara desahan bibi saya yang panjang.. tanda dia mengeluarkan cairan yang sudah lama di pendam ny. saya sudah tidak sabar lagi ingin mencoba memek nya saya masukin kontol saya yang sudah seperti batu keras nya.

pelan saya buka lebar2 kaki nya biar batang saya enak masuk nya dan bibi saya nurut saja seprti nya dia tau apa yang sedang saya lakukan dan dia juga butuh itu cuma malu mengatakan nya.

saya masukan pelan2 dan karena memek nya sudah basah tanpa ada kesulitan kontol saya masuk ke dalam memek nya yang hangat dan sudah lama gak di masukin kontol.

lagi saya asik memasukan dan goyang bibi saya bangun dengan wajah pura2 kaget saya kira dia ingin marah ehh gak tau nya mau rubah posisi dia mau di atas saya senang sekali dapat sambutan sampai akhir ny kami pun bareng2 ejakulasi dan terbaring lemas.. sampai pagi....

Tamat