Selasa, 11 Februari 2014

Tukar pasangan di Vila - 1

Suatu hari pak Beni mengajak ke 2 balitanya berlibur kerumah neneknya diluar kota untuk beberapa hari. aku tidak diajak. Tahu bahwa abangnya tidak mengajak aku ikut berlibur, mas Budi senyum2 saja kepadaku, "Nes, ada kesempatan nih. Mas Beni pergi dengan anak2 dan kamu gak ikut. Kita juga liburan yuk", ajaknya.

"Mau kemana mas", tanyaku. "Temenku, Adi, ngajak ke villanya. Dia mau ajak ceweknya, Santi. Kamu ikut ya. Kita have fun lah disana. Mau kan", katanya sambil tersenyum. Aku hanya tersenyum dan mengganggukkan kepala.

Sorenya, mas Adi datang menjemput. Aku diperkenalkan ke mas mas Adi dan dia memperkenalkan Santi ke mas Budi dan aku. Mas mas Adi ganteng juga. Santi, montok banget. Masih abg banget, kayanya lebih muda dari aku.

Manis juga anaknya, mengenakan jeans ketat dan tank top yang juga ketat sehingga menonjolkan lekuk liku badannya yang merangsang. Tangannya berbulu panjang dan terlihat ada kumis tipis diatas bibir cewek itu.

Pasti jembutnya lebat sekali dan cewek yang kaya begini yang disukai cowok2. Aku mengenakan blus dan rok mini. mas Adi tampak mengagumi keseksianku walaupun ada cewek yang gak kalah montok disebelahnya. Memang aku mengenakan blus yang belahan dadanya rendah sehingga belahan toketku menyembul keluar.

"Berangkat yuk", kata mas mas Adi. "Nes, mas Adi dari tadi ngeliatin kamu terus tuh" kata mas Budi berbisik.

"Ah.. Masa sih" jawabku tertawa. "Iya tuh.. Lihat aja di kaca spion". Memang terkadang mas Adi melirik kaca untuk melihatku yang duduk di kursi belakang bersama mas Budi.Villanya tidak terlalu jauh. Karena sudah malem, kita mengisi perut dulu.

Mas Adi membawa juga makanan dan minuman untuk camilan di vila. Sesampai di vila, hari sudah gelap. Langsung berbagi kamar, masing2 dengan pasangannya. Setelah memasukkan barang bawaan ke kamar masing2, kita ngobrol ber 4 di ruang tamu. Mas Budi kayanya udah horny berat.

Dia memelukku, mengelus2 rambutku dan pahaku yang tidak tertutup rok miniku yang tersingkap. Dia berbisik ngajak aku masuk kamar. Aku ngikuti aja. "Duluan ya", kata mas Budi kepada temannya.

Di kamar, dengan ganas mas Budi segera memelukku dan mencium bibirku dan menjilati leherku. Belahan toketku diusap2nya, blusku dibukanya, sehingga aku hanya mengenakan bra yang tipis. Pentilku tampak menonjol, sudah mengeras.

Perlahan dia menciumi toketku. Aku mulai mendesah perlahan ketika pentilku dihisapnya dari balik braku. Setelah puas menikmati toketku, dia menciumku kembali.

"Kamu gantian dong, hisap kontolku" katanya lagi. Kubuka retsleting celananya sekaligus dengan CDnya, sehingga kontolnya yang sudah tegang membengkak mencuat keluar. Kontolnya mulai kukocok-kocok perlahan.

Dia mendorong kepalaku ke arah kontolnya. "Isep Nes", desahnya ketika mulutku mulai mengulum kepala kontolnya. Kontolnya kukocok2 perlahan. "Nikmat Nes" erangnya. Dia menyibakkan rambut yang menutupi wajahku.

"Terus Nes, enak banget, " katanya lagi. Akupun mengeluarkan kontolnya dari mulut dan mulai menjilatinya. Kemudian kontolnya kujejalkan dalam mulutku.

Dia mengelus-elus rambutku, ketika mulutku memompa kontolnya. Dia sudah sangat bernapsu sekali. Rok dan cd ku dilepasnya sehiongga aku telah bertelanjang bulat. Dia duduk dikursi dan aku disuruhnya duduk di atas pangkuannya sambil menghadap memunggunginya. Dia melepaskani baju yang tersisa. Dia menciumi pundakku, dan mengarahkan kontolnya yang sudah berdiri tegak ke nonokku.

"Ohhmas, besarnya. Enak, ahh, entotin Ines mas", desahku. Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk nonokku, gerakannya terbatas karena aku ada pangkuannya. Toketku yang berayun-ayun seirama enjotannya diremasnya.

"Ohh, Mas, Enak Mas, Enjot terus mas" kataku sambil melingkarkan tanganku ke belakang merengkuh kepalanya. Dia menciumku bibirku sebentar dan kemudian menghisap toketku sambil terus mengenjot nonokku.

"Ohh mas, enak banget, besar banget" eranganku semakin menjmas Adi, dan tak lama aku pun menjerit. Tubuhku menggelinjang-gelinjang dalam dekapannya. Tak lama, diapun mengerang nikmat ketika ngecret dalam nonokku. Kamipun melepas lelah sejenak sambil berciuman kembali. "Enak ya Mas" kataku.

Aku masuk kekamar mandi yang menjadi satu dengan kamar tidur. Selang beberapa saat aku keluar lagi hanya mengenakan lilitan handuk dibadanku tanpa pakaian lainnya lagi. "Udah siap lagi ya Nes", mas Budi menggangguku.

"Iyalah mas, kan kita kesini untuk ngentot. Kata mas mau ngentotin Ines sampe 4 kali", jawabku. Belahan dadaku sedikit tersembul dibalik handuk yang menutup dada serta pahaku. Melihat itu sepertinya dia napsu lagi.

Luar biasa juga staminanya, gak puas2nya dia ngentoti aku. Kontolnya sudah berdiri tegang. Dia berbaring di ranjang. "Mas, ngelihatnya kok begitu amat sih ?" kataku.

"Nes, sudah malam nih, kita tidur saja" katanya."Mau tidur atau nidurin Ines mas", godaku. "Tidur setelah nidurin kamu lagi dong", jawabnya. Aku berbaring disebelahnya, segera lilitan handukku dilepaskannya sehingga telanjang bulatlah aku. Toketku dielus2nya.

"Nes, kamu seksi sekali, mana binal lagi kalo lagi dientot. Kalo mas Beni dan anak2 pergi melulu, aku bisa ngentotin kamu tiap malem", katanya merayu. Aku hanya tersenyum, tidak menjawab rayuannya. Elusan tangannya di toketku berubah menjadi remasan remasan halus.

"Mas ", aku memeluknya. Dia memelukku juga serta mencium bibirku. Dia begitu menggebu gebu melumat bibirku, kujulurkan lidahku kedalam mulutnya. Nafasku menjadi cepat serta tidak beraturan. Setelah beberapa saat kami berciuman, aku menggeser badanku sehingga sekarang sudah berada di atas badannya. Dia semakin ganas saja dalam berciuman. Dia memeluk badanku rapat2 sambil menciumiku.

Kemudian aku menciumi lehernya dan terus turun kearah dadanya. Dia berdesis "Nes, sshh". Aku terus menciumi badannya, turun ke bawah dan ketika sampai disekitar pusarnya, kucium sambil menjilatinya sehingga terasa sekali kontolnya kian menegang.

"Nes, aduuh" dan aku secara perlahan terus turun dan ketika sampai disekitar kontolnya, kucium dan kuhisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya. "Sshh, Nes" katanya lagi.

Kontolnya sudah ngaceng keras sekali, mengacung ke atas. Kupegang kontolnya dan kukocok pelan pelan. Kontolnya kumasukkan kemulutku. "Aahh", teriaknya keenakan. Aku segera menaik turunkan mulutku pelan2 dan sesekali kusedot dengan keras.

"Nes, enaak. Ayo dong Nes. Sini, aku juga kepingin" , katanya sambil menarik badanku. Aku mengerti kemauannya dan kuputar badanku tanpa melepas kontolnya dari mulutku.

Posisi nya sekarang 69 dan aku berada diatas badannya. Nonokku yang dipenuhi jembut yang lebat dijilatinya. Aku menggelinjang setiap kali bibir nonokku dihisapnya. Dengan mulut yang masih tersumpal kontolnya aku bergumam.

Dia membuka belahan nonokku pelan2 dan dijulurkannya lidahnya untuk menjilati dan menghisap hisap seluruh bagian dalam nonokku.

Bersambung . . .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar