Minggu, 23 Februari 2014

Terlanjur - 2

“Ouh…Aa … nikmat … oh… “ Dhea semakin meracau. Vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Jari tangan dan bibir Doni semakin intens memilin-milin kedua putting Dhea membuat erangan nikmat Dhea semakin menggila.

Tangan Dhea merayap liar membuka sleting celana panjang Doni dan mengeluar penis Doni dari cd yang dikenakan sehingga penis Doni yang sudah sangat tegang dan keras dapat berdiri dengan bebas dan gagahnya.

Penis itu dengan gemasnya di urut dan dikocok mesra oleh tangan Dhea dengan liarnya membuat mata Doni terbeliak-beliak menahan nikmat disela-sela kesibukan mulutnya yang mengisap putting susu Dhea.

Percumbuan mereka yang saling memberi nikmat semakin panas menggelora. Tangan Doni merayap ke bawah, menuju betis Dhea yang indah, membelainya lembut, terus naik ke paha dan berputar-putar disekitar paha dan akhirnya menuju selangkangan Dhea , mengusap-ngusap vagina Dhea yang basah dari balik cd yang masih dikenakan, lalu dengan perlahan cd itu ditarik kebawah hingga lepas darikaki Dhea.

Tapi sebelum Doni bertindak lebih lanjut, Dhea berbisik “A Doni… , kita kekamar Dhea aja..!” sambil berdiri dengan tetap tangannya tetap memegang penis Doni yang tegang keras seolah tak mau dilepaskan.

Mereka berdua berjalan menuju kamar dengan tangan Dhea menuntun Doni dengan memegang penis sebagai pegangan. Doni mengikuti Dhea sambil merasakan denyutan nikmat penisnya yang diremas dan diurut sepanjang perjalanan menuju kamar Dhea.

Begitu tiba di kamar, Dhea langsung menutup pintu, membantu Doni melepaskan bajunya yang sudah basah oleh keringat dan setelah baju Doni lepas, Dhea membuka jilbabnya dan membuka bajun serta bhnya.. Tampaklah dua insan berlawanan jenis yang dilanda nafsu yang menggebu-gebu bertelanjang dada, kemudian dengan terburu Doni melepas celana panjangnya hingga ia kini telanjang bulat, demikian pula dengan Dhea, dia melepas rok panjangnya, hingga ia kinipun telanjang bulat.

Dalam keadaan berdiri telanjang bulat, mereka berpelukan erat dan berciuman kembali dengan penuh gairah dan napas yang ngos-ngosan.

Tangan kanan Doni meremas dan memilin buah dada Dhea sedangkan tangan kirinya meremas pantat Dhea yang montok. “Ouh… “ Dhea kembali melenguh , dia merasakan ada batang hangat yang sangat keras mengganjal di bawah pusatnya.

Dhea sangat penasaran dengan batang hangat yang milik Doni yang pernah ia impi-impikan, Ia berjongkok sehingga mulutnya tepat berada di depan penis Doni yang sedang tegak.

Dengan nafsu yang menggebu, Dhea melahap kepala penis itu, mempermainkan dengan lidahnya dan mengocok-ngocok dengan mulutnya. Hal ini membuat kaki Doni terkejang-kejang menahan nikmat.

“oohhh …. “ Doni melenguh nikmat dengan kaki terangkat dan pantat maju menekan mulut Dhea, hampir saja Dhea tersedak karena multnya tak mampu menampung seluruh batang penis milik Doni. “A… , punya Aa terlalu panjang… , mulut Dhea ‘ngga cukup…”

Doni memberdirikan tubuh Dhea yang sedang berjongkok, lalu kedua tangannya merengkuh tubuh Dhea hingga Dhea dipangku oleh Doni, Doni berjalan menuju kasur dan meletakan tubuh Dhea dengan lembut diatas kasur,Posisi kepala Doni berada tepat di vagina Dhea sedangkan selangkangannya berada di depan wajah Dhea.

Doni telah membuat posisi 69 dengan Dhea. Kemudian dengan rakusnya Doni menciumi dan menjilati vagina Dhea.

Darah Dhea semakin mendidih terbakar nafsu yang semakin tak tertahankan. “Ohhh…Aa …. Oh….nikmat ….ohh..” kepala Dhea menggeleng menahan nikmat yang tak terperi.

Saking ‘ngga tahannya mulutnya kembali mencaplok batang penis Doni yang tegang yang ada di hadapannya dan diapun menghisap-hisap dengan rakus penis tersebut.” Ohhh….”
Posisi 69 ini mereka lakukan cukup lama sambil berguling-gulingan.

Akhirnya mereka berdua sudah tidak tahan lagi. “Ayoo… Aa …. Sekarang… ayoo ouh…” Dhea merengek minta dituntaskan. Doni yang sudah tak tahan memposisikan pinggulnya disela-sela paha Dhea yang terbuka sehingga batang penisnya yang sedang tegak berada tepat dimulut vagina Dhea.

Dengan tak sabar Dhea meraih batang penis itu dan mengarahkan kepala penis itu agar tepat dimulut liang vaginanya dan mengangkat pantatnya agar penis Doni menerobos liang vaginanya, Doni membantu menekan dan....

Blesss…. Penis Doni perlahan-lahan masuk..
“Uhh…..” Dhea mengeluh sambil memejamkan mata menerima sensasi itu
“Ohhhh….” Doni juga mengeluh….

Perlahan-lahan permukaan batang penis Doni bergesekan dengan dinding vagina Dhea. Sensasi nikmat semakin melambungkan tubuh mereka, hingga seluruh batang penis Doni amblas sampai ke pangkalnya. Doni mendiamkan penisnya menancap sejenak menimati rasa nikmat yang menjalar di seluruh peradaran darahnya.

Kemudian Doni mulai mengocoknya perlahan, rasa nikmat itu semakin melambungkan dirinya. Kepala Dhea terlempar ke kiri dan ke kanan menerima sensasi nikmat itu sambil mengeluh “Auh…..ouh… “

Kocokan penis Doni makin lama makin cepat dan bervariasi mengaduk seluruh rongga vagina Dhea yang dapat dicapai oleh penisnya. Dhea semakin menggelinjang menahan dera nikmat “Ouh… Aa … Ouh… nikmat ….oouuhhhhh…..” Dhea semakin mengerang nikmat dan pinggulnya bergerak erotis memberi tambahan sensasi nikmat bagi diri Doni.

Napas Doni semakin terpacu cepat. Tiba-tiba Dhea menggulingkan tubuh Doni, sehingga Dhea berada diatas tubuh Doni. Dhea mengambil kendali, kepala dan dadanya dia angkat dengan bertopang pada kedua tangannya yang bertahan di dada Doni, kedua pahanyanya dia geserkan sehingga dia berada pada posisi merangkat dengan pantat menekan selangkangan Doni sehingga vagina masih mencengkram dengan erat penis Doni.

Lalu dengan cepat Dhea menggoyangkan tubuhnya, kedepan-kebelakang, ke kiri – ke kanan, dan berputar-putar agar penis tegang Doni dapat mengaduk-ngaduk seluruh rongga vaginanya.

“Euh…Aa …euh …. Ouhh… auw ..” Dhea terus mengerang nikmat seiring dengan gerakan pinggulnya yang semakin erotis

Makin lama gerakan pinggul Dhea semakin cepat dan menghentak-hentak tak terkendali dan erangan nikmatnya telah berubah menjadi teriakan-teriakan mengejar nikmat yang terus melemparkan dirinya ke awang-awang.

Bersambung . .  . . .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar