Minggu, 02 Maret 2014

Bercinta dengan Bambang - 1

Rasa perih divaginanya akibat terjangan paksa kontolnya Bambang sudah hilang, yang tinggal sekarang adalah rasa gatal divaginanya yang ingin merasakan garukan-garukan batang kemaluan lelaki, sudah 3 hari ini Dewi kembali tidak dapat merasakan kunjungan batang kemaluan lelaki di vaginanya, selain karena suaminya yang masih berada di Jakarta tapi karena vaginanya yang terasa perih akibat sodokan-sodokan kontolnya Bambang.

Hari ini rasa perihnya berganti dengan rasa gatal yang sangat, tapi apa daya suaminya berada di Jakarta dan ia tidak berani untuk melakukan hal tersebut, karena takut suaminya tahu akan perbuatan dia. Dewi ingin merasakan lagi kebuasan Bambang dalam menyetubuhinya tapi ia tidak mungkin meminta kepada suaminya agar Bambang bisa mengantarnya belanja lagi, karena Yono hari ini masuk kerja dan suaminya tahu tentang ini.

Kalaupun ia lakukan di luar, tetap saja ia takut ketahuan, seandainya ia sedang asyik bermain dengan Yono dihotel tiba-tiba suaminya pulang dan tidak mendapati dirinya ada dirumah, akan banyak pertanyaan yang terlontar dari suaminya, Dewipun semakin gelisah memikirkan semua ini.

Selama tiga hari berada di Jakarta ini, Hendro sama sekali tidak memberikan nafkah batin kepada istrinya Dewi, sebenarnya Hendro ingin sekali melakukan hubungan seks dengan istrinya tersebut, tetapi setiap kali ia berhubungan dengan istrinya, ia hanya dapat bertahan paling lama 5menit saja, Hendro sendiri merasa heran karena setiap ia berhubungan badan dengan istrinya tidak pernah bisa lama, tetapi jika ia melakukannya dengan wanita lain ia bisa melakukan hubungan seks sekitar 15-30 menitan lamanya.

Setelah dipikir-pikir lagi oleh Hendro saat ia melakukan hubungan seks dengan istrinya lalu ia bandingkan dengan saat menyetubuhi wanita lain, ia menyadari bahwa jika ia melakukan seks dengan istrinya, ia tidak pernah melakukan foreplay terlebih dahulu, yang ada begitu istrinya sudah telanjang langsung kontolnya dimasukkan kedalam lubang vagina istrinya Dewi, karena setiap ia melihat Dewi telanjang kontolnya langsung menegang ditambah jika ia sedang menggenjot Dewi, Dewi sendiri hanya diam saja, tidak melakukan gerakan apapun, seolah-olah ia sedang menyetubuhi boneka hidup, sementara jika ia melakukannya dengan wanita lain, ia selalu melakukan warming-up terlebih dahulu, saling jilat saling sedot, ditambah para wanita itu tidak berdiam seperti patung saja, para wanita itu selalu bergoyang kadang diatas, kadang dari belakang ia sodokkan kontolnya, dan juga suara erangan-erangan para wanita itu membuat ia selalu bersemangat, sementara itu Dewi tidak pernah sekalipun mengeluarkan suara erangan-erangan.
Ingin rasanya Hendro meminta Dewi untuk mengulum-ngulum kontolnya terlebih dahulu sementara ia menjilati memek Dewi, tapi Hendro takut Dewi akan tersinggung dengan permintaannya itu, setahu ia Dewi mempunyai pikiran kolot bila melakukan hubungan badan, dalam pikiran Hendro, Dewi adalah seorang istri yang hanya menerima saat melakukan hubungan badan dan tidak mau yang macam-macam, Hendro tidak tahu bahwa Dewi adalah pakarnya dalam melakukan aktivitas seks, dan dalam hal mengulum-ngulum batang kemaluan lelaki.

Ada dalam pikiran Hendro ingin melihat istrinya tersebut disetubuhi oleh lelaki lain dan dilakukan didepan matanya, ia ingin melihat istrinya terangsang, ia ingin melihat lelaki itu menjilati memeknya Dewi sehingga Dewi terangsang, Hendro sering melakukan hal tersebut dengan Erwin, mereka berdua sering menggarap para wanita, dan saat melakukan hal tersebut stamina Hendropun semakin bertambah, ia semakin bersemangat melakukan hubungan seks.

Tapi keinginan Hendro itu tidak pernah terucapkan kepada Dewi, ia takut Dewi marah, ia takut Dewi mengira ia mempunyai penyakit, tapi ia ingin sekali memberikan kepuasan kepada istrinya, ia ingin mendengar istrinya mengerang-ngerang keenakan menikmati sodokan-sodokan kontolnya, sering ia berkeluh kesah kepada Erwin tentang kehidupan seksnya dengan Dewi, dan mengutarakan maksudnya menyetubuhi Dewi berdua dengan Erwin, Erwin hanya tersenyum mendengar hal itu karena ia pernah mengentot istri koleganya itu, dan sangat bertolak belakang dengan yang diceritakan oleh koleganya.

Hari ini dikantor sambil mengerjakan pekerjaannya, pikirannya kembali membayangkan seandainya ia dan Erwin menggarap tubuh Dewi, ia membayangkan secara bergantian ia dan Erwin membuat Dewi mengerang-ngerang keenakan menikmati sodokan-sodokan kontol mereka, ingin rasanya ia melakukan hal tersebut.

Saat itu terdengar suara ketukan di pintu ruangan Hendro, Hendropun menyuruh masuk orang yang mengetuk pintu itu, saat pintu terbuka Hendro melihat sosok Erwin, Hendropun bangkit dari tempat duduknya menyambut kedatangan Erwin, lalu ia mengajak Erwin untuk duduk diatas sofa yang berada diruangannya itu.

“Sudah beres masalah perusahaan ini?”tanya Erwin.

“Sudah, tapi kita butuh seseorang yang bisa dipercaya untuk memimpin perusahaan ini, karena kita kan selalu sibuk di daerah,”jawab Hendro sambil menjelaskan.

“hhhmmm…siapa kira-kira, yang bisa kita andalkan dan dipercaya?,”gumam Erwin.

“Itu yang kumaksud sampai saat ini aku belum menemukan orangnya,”lanjut Hendro.

Keduanya asyik berpikir mencari tahu siapa kira-kira yang tepat menduduki jabatan direktur operasional diperusahaan mereka, posisi itu sangat diperlukan karena Hendro dan Erwin tidak selalu berada di Jakarta, tapi orang tersebut harus yang bias dipercaya dan diandalkan.

“Aaahh…aku tahu, ini ideku saja, entah kamu setuju atau tidak,”seru Erwin.

“Siapa…siapa…orangnya yang menurut kamu pantas dan bisa diandalkan,”tanya Hendro.

“hehehehe…istrimu…dia kan masih keluarga disebutnya dan kita bisa percaya sama dia, karena diakan istrimu,”kata Erwin.

“Ooohhh…iya..kenapa aku gak sampai kesana yach,”sahut Hendro membenarkan.

“Tapi masalahnya, istriku mau tidak, dipusingkan dengan urusan kantor,”gumam Hendro.

“Kamu jelasin saja ke dia permasalahan yang sedang kita hadapi sekarang,”lanjut Erwin.

“Itu yang sulit, aku takut dia nolak, soalnya dia kan sudah lebih 10tahun jadi ibu rumah tangga, kamu bantuin jelasin gimana?”kata Hendro.

“hhhmmm… baiklah nanti kita berdua bicara sama dia, kita jelaskan masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan ini,”kata Erwin.

“Good…ada satu lagi yang aku butuhkan bantuan darimu, Win,”kata Hendro

Bersambung . . .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar